Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gastroparesis general_alomedika 2024-04-22T11:44:05+07:00 2024-04-22T11:44:05+07:00
Gastroparesis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gastroparesis

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gastroparesis harus mencakup evaluasi dan koreksi status nutrisi, pengurangan gejala, perbaikan pengosongan lambung, dan kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus. Status nutrisi pasien sebaiknya diperbaiki dengan modifikasi diet oral. Jika asupan oral tidak adekuat, maka nutrisi enteral melalui selang jejunostomi dapat dipertimbangkan.

Opsi terapi lain adalah prokinetik, antiemetik, dan gastric electrical stimulation (GES). Namun, perlu diketahui bahwa efikasi dan keamanan dari kesemua modalitas ini masih memerlukan data ilmiah lebih lanjut.

Tindakan bedah, seperti gastrektomi parsial dan pyloroplasti, jarang diperlukan.[7]

Modifikasi Diet

Modifikasi diet menjadi hal yang esensial dalam penatalaksanaan gastroparesis. Diet sebaiknya dimodifikasi menjadi makanan dalam porsi yang kecil dengan frekuensi yang lebih sering (4-5 kali sehari). Konsistensi diet yang disarankan adalah konsistensi cair hingga lunak. Hindari makanan-makanan yang bersifat tinggi lemak dan produk susu. Alkohol dan merokok juga harus dihindari karena dapat memperlambat kontraksi antral.[1,2]

Pada pasien yang memiliki kesulitan dalam konsumsi nutrisi oral, nutrisi enteral perlu dipertimbangkan. Pemberian nutrisi melalui selang nasojejunum menjadi pilihan utama, apabila tidak dapat dilakukan jejunotomi. Pemasangan selang nasogastrik ataupun pemasangan gastrotomi tidak direkomendasikan karena gejala gastroparesis tidak akan membaik dan risiko aspirasi lebih tinggi.

Nutrisi enteral sebaiknya diberikan 25-50 mL per jam dengan kandungan 1,5 kalori per mL. Pemberian nutrisi enteral tersebut dapat ditingkatkan bertahap. Pemberian nutrisi enteral harus lebih diprioritaskan dibandingkan nutrisi total parenteral. Pemberian nutrisi total parenteral hanya dipilih apabila sudah terjadi dismotilitas pada usus kecil.[1,2,4]

Kontrol Glikemik

Kontrol gula darah juga merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan gastroparesis. Kadar gula darah yang tinggi berpengaruh terhadap motilitas lambung karena dapat menghambat pengosongan lambung. Pada pasien dengan gastroparesis diabetik, sebaiknya perubahan diet mengacu pada normalisasi kadar gula darah di tubuh.[1,2,4]

Farmakoterapi

Farmakoterapi mencakup agen prokinetik, agonis motilin, 5HT4- receptor agonist, dan terapi simptomatik.

Obat-obatan untuk gastroparesis telah ditinjau efikasi dan keamanannya dalam artikel terpisah.

Agen Prokinetik

Terapi medikamentosa yang utama digunakan untuk gastroparesis ini adalah golongan prokinetik. Antidopaminergik, seperti metoklopramid, telah disetujui sebagai bagian dari pengobatan gastroparesis.Metoklopramid memiliki efek antiemetik dan prokinetik.[1,2]

Saat ini, metoklopramid masih menjadi satu-satunya obat golongan antidopaminergik yang disetujui oleh FDA dalam penatalaksanaan gastroparesis. Metoklopramid dapat diberikan dengan dosis 5 mg sebanyak 3 kali per hari, dengan dosis maksimal 40 mg per hari. Penggunaan metoklopramid perlu pengawasan klinis yang ketat karena efek samping piramidal yang sering terjadi. Metoklopramid sebaiknya digunakan tidak lebih dari 12 minggu.[1,2,4]

Selain metoklopramid, domperidone juga dapat menjadi pilihan tata laksana pilihan gastroparesis. Domperidone memiliki risiko efek samping piramidal lebih ringan dibandingkan dengan metoklopramid, namun memiliki efek ke irama jantung yang lebih besar. Hingga kini, penggunaan domperidone untuk gastroparesis belum disetujui FDA.[1]

Agonis Motilin

Penatalaksanaan lainnya adalah dengan reseptor motilin. Motilin merupakan suatu hormon peptida yang mengaktivasi otot polos. Antibiotik golongan makrolid memiliki efek agonis terhadap reseptor motilin dan dapat membantu pengosongan lambung.

Erythromycin terbukti memiliki efek positif sebagai prokinetik, juga memiliki efek dalam meregulasi kontraksi antrum dan mengatur koordinasi antroduodenal, serta mengurangi resistensi pada bagian fundus. Sudah terdapat studi yang menunjukkan bahwa pemberian erythromycin dapat membantu pengosongan lambung pada pasien dengan gastroparesis idiopatik dan gastroparesis diabetik. Selain erythromycin, azithromycin juga memiliki efek positif dalam meningkatkan kontraktilitas dari antral lambung. Namun, perlu diperhatikan adanya risiko efek samping takifilaksis, ototoksisitas, dan pemanjangan interval QT.[1,2,4,5]

5HT4- Receptor Agonist

Pengobatan dengan 5HT4- receptor agonist juga sering menjadi tata laksana pilihan. Contoh obat yang sering digunakan adalah tegaserod. Namun, ketersediaan obat terbatas.[1]

Terapi Simptomatik

Antiemetik sering diperlukan karena gejala yang paling banyak muncul pada gastroparesis adalah mual dan muntah. Obat-obatan yang dapat digunakan misalnya prometazin dan ondansetron.[1,2,4]

Gastric Electrical Stimulator (GES)

Penggunaan gastric electrical stimulator (GES) direkomendasikan apabila gastroparesis tidak membaik dengan terapi medikamentosa ataupun terapi nutrisi yang sudah diberikan. Alat ini memiliki elektroda yang ditempatkan pada dinding anterior dari lambung dan memberikan stimulus-stimulus untuk memicu motilitas. [1,2,4] Penggunaan GES dilaporkan mampu meringankan gejala, utamanya mual-muntah, dan mengurangi kebutuhan suplementasi nutrisi. Implantasi alat ini memerlukan tindakan bedah, baik dengan laparoskopi ataupun laparotomi.[5]

Stent Transpylorus

Pemasangan stent transpylorus umumnya dikerjakan secara endoskopi. Setelah stent dipasang, akan dilanjutkan dengan penjahitan untuk memfiksasi posisi stent tersebut.[2]

Dilatasi Pilorus

Dilatasi pilorus dilakukan menggunakan balon dengan diameter sebesar 20 mm dan sepanjang 5 cm. Teknik ini dikerjakan secara endoskopi. Balon yang telah dipasang diharap dapat tetap membuka jalur pergerakan makanan dari lambung ke duodenum tanpa mempengaruhi gerakan peristaltik.[1,2]

Pembedahan

Terapi pembedahan adalah pilihan terakhir dalam tata laksana gastroparesis. Pembedahan dapat dipertimbangkan pada pasien gastroparesis yang tidak mengalami perbaikan dengan semua pilihan tata laksana noninvasif. Tujuan dari terapi pembedahan ini adalah mengurangi resistensi pada saat pengosongan lambung dan diharapkan dapat mengurangi keluhan

Terapi, pembedahan pada gastroparesis mencakup pyloroplasti, gastrektomi parsial, dan gastrektomi total. Pyloroplasti dilaporkan efektif dalam mengurangi keluhan yang dialami. Umumnya setelah tindakan dilakukan, akan dilanjutkan dengan pemasangan selang jejunostomi untuk pemberian nutrisi.[1,2,4]

Referensi

1. Liu N, Abell T. Gastroparesis Updates on Pathogenesis and Management. Gut Liver. 2017; 11(5): 579-589
2. Satta P, Bellini M, Morelli O, Geri F, Lai M, Bassotti G. Gastroparesis: New insights into an old disease. World Journal of Gastroenterology. 2020; 26(19): 2333-2348
4. Benjamin S, Kelly E, Brian L. Gastroparesis: A Review of Current Diagnosis and Treatment Options. Journal of Clinical Gastroenterology. 2015; 49(7): 550-558.
5. Reddivari AKR, Mehta P. Gastroparesis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551528/
7. Camilleri M, Parkman HP, Shafi MA, Abell TL, Gerson L; American College of Gastroenterology. Clinical guideline: management of gastroparesis. Am J Gastroenterol. 2013 Jan;108(1):18-37; quiz 38. doi: 10.1038/ajg.2012.373. Epub 2012 Nov 13. PMID: 23147521; PMCID: PMC3722580.

Diagnosis Gastroparesis
Prognosis Gastroparesis

Artikel Terkait

  • Red Flag Dispepsia
    Red Flag Dispepsia
  • Efikasi dan Keamanan Obat-Obatan untuk Gastroparesis – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Obat-Obatan untuk Gastroparesis – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 3 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 13 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
1 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 4 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.