Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Clostridium Difficile Colitis general_alomedika 2024-05-20T08:59:59+07:00 2024-05-20T08:59:59+07:00
Clostridium Difficile Colitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Clostridium Difficile Colitis

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Secara epidemiologi, kasus infeksi Clostridium Difficile mengalami peningkatan di beberapa negara.  Hal ini dipengaruhi oleh populasi lansia, angka resistensi terhadap antibiotik golongan fluorokuinolon, dan munculnya strain baru C. Difficile yang lebih virulent (BI/NAP1/027). Penggunaan penicillin dan clindamycin juga berpengaruh terhadap peningkatan insiden infeksi C. Difficile.[10]

Global

Secara global disebutkan bahwa pada 5% populasi orang dewasa dan 15-70% populasi bayi dan anak-anak umumnya terdapat kolonisasi dari Clostridium difficile. Kolonisasi tersebut meningkat lebih tinggi pada pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit ataupun pada tempat umum pelayanan kesehatan, seperti panti jompo.[2,6,8]

Selama dua dekade terakhir terjadi peningkatan angka insiden dan tingkat kematian infeksi C. difficile, baik di lingkungan rumah sakit maupun masyarakat umum. Hal ini disebabkan oleh penyebaran strain yang hypervirulent dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.[6]

Di Amerika Serikat, Clostridium difficile menjadi penyebab utama infeksi nosokomial atau infeksi yang terjadi di kalangan pekerja kesehatan, menggantikan methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Pada lansia, risiko terkena clostridiosis mengalami peningkatan 2-4 kali lipat dibandingkan pada usia muda. Hal ini juga berlaku pada pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.[6,8]

Di Eropa, angka insidensi clostridiosis meningkat 2-4 kali lipat dalam 1 dekade terakhir, khususnya pada pasien lansia yang menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama.  Selain sebagai infeksi nosokomial, clostridiosis juga mulai banyak ditemukan sebagai community-acquired infection, dengan insidensi kurang lebih 11-28% per tahunnya.[6,8]

Indonesia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 di Indonesia, didapatkan angka prevalensi clostridiosis lebih tinggi dibandingkan negara tetangga sekitarnya. Prevalensi clostridiosis di Indonesia didapati 20.6% melalui pemeriksaan glutamate dehydrogenase (GDH), dimana didapati 5.6% positif ditemukan adanya toksin dari Clostridium difficile melalui pemeriksaan EIA.[9]

Pelaporan kejadian clostridiosis di Indonesia masih sangat sedikit. Hal ini dikarenakan kurangnya pemeriksaan detail terhadap kasus diare yang berkepanjangan. Pasien yang mengalami diare umumnya akan didiagnosis sebagai amebiasis tanpa adanya pemeriksaan lanjutan terhadap kemungkinan diagnosis clostridiosis. [9]

Mortalitas

Berdasarkan data dari American Journal of Gastroenterology, angka mortalitas disebabkan langsung oleh infeksi C. difficile sekitar 5%. Angka mortalitas akibat komplikasi clostridiosis mencapai 15-25%. Pada clostridiosis berat yang membutuhkan perawatan di ruang intensif angka mortalitas mencapai 34%.[2,8,10]

Referensi

2. Czepiel J, Drozdz M, Pituch H, Kuijper E, Perucki W, Mielimonka A, et al. Clostridium difficile infection: review. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Disease. 2019; 38:1211-1221
6. CDC. Clostridioides difficile infection. 2019. https://archive.cdc.gov/#/details?url=https://www.cdc.gov/hai/organisms/cdiff/cdiff_infect.html
8. Goudarzi M, Seyedjavadi S, Goudarzi H, Aghdam E, Nazeri S. Clostridium difficile Infection: Epidemiology, Pathogenesis, Risk Factors, and Therapeutic Options. Scientifica. 2014
9. Collins D.A, Gasem M.H, Habibie T.H, Arinton I.G, Hendriyanto P, Hartana A.P, et al. Prevalence and molecular epidemiology of Clostridium difficile infection in Indonesia. NMNI 2017; 18:34-37.
10. Aberra F. Clostridioides (Clostridium) Difficile Colitis. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/186458-overview#a7

Etiologi Clostridium Difficile C...
Diagnosis Clostridium Difficile ...

Artikel Terkait

  • Transplantasi Mikrobiota Feses untuk Infeksi Clostridium Difficile
    Transplantasi Mikrobiota Feses untuk Infeksi Clostridium Difficile
  • Hubungan Pemberian Antibiotik pada Kedokteran Gigi dengan Infeksi Clostridium difficile
    Hubungan Pemberian Antibiotik pada Kedokteran Gigi dengan Infeksi Clostridium difficile
  • Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik Pascaoperasi yang Berkepanjangan
    Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik Pascaoperasi yang Berkepanjangan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.