Prognosis Gangguan Perdarahan Nonhemofilia
Prognosis gangguan perdarahan nonhemofilia tergantung pada penyebab yang mendasari. Sebagian besar gangguan perdarahan nonhemofilia adalah penyakit Von Willebrand dan prognosisnya cukup baik. Komplikasi yang paling sering adalah perdarahan masif atau perdarahan organ internal.
Komplikasi
Gangguan perdarahan nonhemofilia bisa menyebabkan perdarahan masif dan mengancam nyawa, seperti:
- Perdarahan otak dan sistem saraf pusat
- Perdarahan di daerah faring dan laring, sehingga menyebabkan sumbatan saluran napas
- Perdarahan di saluran cerna
- Kerusakan persendian
Abortus[1]
Selain daripada itu, agregasi platelet dalam jumlah banyak dapat membentuk thrombus pada arteri yang meningkatkan risiko kejadian tromboemboli. Kondisi hiperkoagulasi akibat peningkatan aktivitas dari kaskade koagulasi juga akan menyebabkan terbentuknya thrombus.[2]
Prognosis
Prognosis gangguan perdarahan nonhemofilia berbeda tergantung penyakit yang mendasari. Secara umum, pasien dengan gangguan perdarahan kongenital bisa memiliki hidup yang produktif dan berkualitas baik dengan tata laksana, edukasi, dan perencanaan manajemen yang baik.
Pasien sebaiknya menggunakan gelang identifikasi medis agar mereka bisa mendapatkan tata laksana yang sesuai jika mengalami trauma signifikan atau kondisi medis yang menghalangi komunikasi verbal.[4]
Penyakit Von Willebrand memiliki prognosis yang baik. Komplikasi perdarahan masif pada pasien dengan penyakit von Willebrand sering kali hanya ditemukan pada kasus trauma mayor atau pasien yang menjalani prosedur invasif. Kadar VWF:Ag yang tinggi dilaporkan berkaitan dengan prognosis lebih buruk.[13]
Pada pasien disseminated intravascular coagulation (DIC), prognosis tergantung pada tingkat keparahan dan penyakit yang mendasari terjadinya DIC. Sementara itu, pada gangguan fibrinogen, 70% pasien meninggal akibat pembentukan thrombus dan menyebabkan komplikasi di sistem kardiovaskular.[10,14]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja