Edukasi dan Promosi Kesehatan Hemofilia
Edukasi dan promosi kesehatan pada hemofilia sangat penting karena penyakit ini membutuhkan pengelolaan seumur hidup. Pasien dengan hemofilia herediter perlu mendapatkan konseling agar mengetahui risiko keturunannya menderita penyakit yang sama, serta pada wanita perlu mengetahui kemungkinan dirinya sebagai karier.
Edukasi Pasien
Pada mereka yang menderita hemofilia atau memiliki riwayat keluarga dengan hemofilia, konseling perlu dilakukan terkait risiko terhadap keturunannya. Pemeriksaan genetik bagi bayi di dalam kandungan juga dapat dilakukan melalui pengambilan sampel pada vili korionik atau amniocentesis.[1]
Tidak semua pasien hemofilia memerlukan terapi. Pada pasien dengan hemofilia ringan, gejala dapat berupa hematoma kulit spontan, yang dapat membaik dengan sendirinya. Namun, pada pasien hemofilia dengan derajat berat, profilaksis dapat diberikan untuk mencegah perdarahan hebat.
Terapi profilaksis dapat menurunkan risiko komplikasi secara signifikan. Terapi profilaksis diberikan 2-3 kali seminggu, dan kepatuhan terhadap pengobatan akan meningkatkan kualitas hidup pasien secara bermakna.
Vaksinasi
Anak dengan hemofilia tetap dapat menerima vaksinasi. Beberapa penyesuaian, seperti pemberian kantong es di area suntikan 5 menit sebelum vaksinasi dilakukan, penggunaan jarum sekecil mungkin, dan pemberian konsentrat faktor pembekuan di esok harinya, dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi.[1]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada pasien hemofilia sedang dan berat, aktivitas fisik dapat mencetuskan perdarahan muskuloskeletal. Pembatasan aktivitas fisik dan olahraga dengan risiko cedera yang tinggi, seperti sepak bola dan bela diri, mungkin diperlukan pasien. Olah raga tanpa kontak fisik seperti berenang, bersepeda, dan tenis meja umumnya masih bisa dilakukan.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja