Edukasi dan Promosi Kesehatan Limfadenopati
Edukasi dan promosi kesehatan limfadenopati adalah pentingnya untuk mengetahui etiologi spesifik dari limfadenopati tersebut untuk dapat menentukan langkah penatalaksanaan yang akan diambil. Umumnya limfadenopati yang ditemukan pada usia muda tanpa riwayat penyakit tertentu, bersifat jinak dan terkait dengan infeksi.[3,6]
Edukasi Pasien
Pasien diedukasi bahwa limfadenopati adalah kelenjar getah bening yang membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, keganasan, atau gangguan autoimun.
Oleh karena banyaknya etiologi yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening, pasien diedukasi tanda-tanda limfadenopati yang memerlukan evaluasi etiologi lebih lanjut. Tanda bahaya pada pembesaran kelenjar getah bening yang terletak pada leher adalah:
- Limfadenopati yang bertahan >6 minggu
- Kelenjar teraba keras, bentuk irregular, tidak nyeri, konsistensi seperti karet
- Ukuran kelenjar >2 cm
- Membesar dengan cepat
- Kelenjar terfiksir atau bergerombol
- Kelenjar getah bening di bagian supraklavikula membesar tanpa disertai limfadenopati general
- Disertai gejala demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan berat badan yang tidak disengaja
- Benjolan pada payudara atau gejala yang mengindikasikan kanker bronkogenik
- Limfadenopati generalisata
Pasien diedukasi mengenai faktor risiko limfadenopati, seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, merubah perilaku seks yang beresiko serta menghindari penggunaan obat yang tidak sesuai indikasi.[6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dilakukan dengan cara menghindari merokok, konsumsi alkohol berlebihan agar dapat mengurangi potensi timbulnya keganasan. Selain itu, pencegahan juga dilakukan dengan imunisasi lengkap dan melakukan hubungan seks yang aman untuk menghindari terjadinya HIV, hepatitis B dan hepatitis C serta penyakit menular seksual.[2,3,4]
Selain itu, perlu dipromosikan upaya vaksinasi, higiene dan sanitasi publik yang baik, serta protokol pengendalian infeksi sehingga dapat mengurangi tingkat rekurensi dan transmisi infeksi yang dapat menimbulkan limfadenopati.[2,3,4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja