Edukasi dan Promosi Kesehatan Multiple Myeloma
Edukasi dan promosi kesehatan utama yang dapat diberikan adalah informasi mengenai pentingnya menghindari obat-obatan yang bersifat nefrotoksik serta rutin untuk melakukan vaksinasi profilaksis.
Edukasi
Edukasi yang perlu diberikan pada pasien multiple myeloma adalah satunya adalah perlunya diberikan informasi mengenai obat-obatan yang bersifat nefrotoksik, untuk mengurangi risiko kerusakan ginjal berat. Contohnya menghindari penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAIDs, tidak menggunakan diuretik serta obat golongan aminoglikosida. Pasien harus selalu menjaga dirinya terhidrasi dengan cukup.[2]
Dalam proses pengobatan, sebelum mulai terapi pasien harus mendapat edukasi mengenai kemoterapi yang dijalani serta kemungkinan komplikasinya, perawatan dapat dilakukan diruang isolasi, bila kadar sistem imun pasien sudah sangat rendah, pasien harus mengetahui bahwa dirinya sangat rentan mengalami infeksi. Selain itu, Multiple myeloma sangat tinggi kemungkinannya untuk terjadi relaps.[9]
Pasien juga perlu dilakukan pemantauan kesehatan secara berkala saat induksi terapi dan setelah induksi terapi dilakukan, yang bertujuan untuk menilai respon terapi serta kemungkinan efek toksik regimen yang timbul. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain adalah pemeriksaan hitung darah lengkap, kimia darah, kadar serum B2M dan LDH, serta pemeriksaan kadar protein M di serum dan urin. Pemeriksaan fisik serta laboratorium dilakukan setidaknya satu bulan sekali. Bila pasien terbukti stabil, pemantauan dapat dijarangkan menjadi per tiga bulan.[3,9]
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada pasien multiple myeloma adalah vaksinasi. Pasien multiple myeloma perlu menerima vaksinasi, antara lain vaksinasi virus contohnya vaksin influenza, hepatitis A, hepatitis B, varicella zoster, vaksin measles, mumps and rubella (MMR), serta vaksin bakteri seperti pneumokokus, meningokokus, haemophilus influenzae, difteri, pertusis, tetanus dan polio sebagai terapi profilaksis untuk mencegah infeksi bera. Selain itu, pasien harus menghindari paparan radiasi serta insektisida dalam kehidupan sehari-hari.[2,3,19]