Prognosis Multiple Myeloma
Prognosis multiple myeloma tergantung pada staging ketika mulai diterapi, di mana pada stage lanjut yang sudah mengalami komplikasi seperti hiperkalsemia, insufisiensi renal, infeksi, dan lesi skeletal, prognosis cenderung buruk. Angka harapan hidup dalam 5 tahun saat ini telah jauh meningkat dibandingkan di masa lalu karena sudah berkembangnya terapi. Namun, multiple myeloma tetap berisiko relaps.[1-3,8]
Komplikasi
Komplikasi multiple myeloma dapat terjadi dalam lingkup yang luas. Komplikasi yang sering ditemukan pada pasien antara lain hiperkalsemia, insufisiensi renal, infeksi, lesi skeletal, hingga anemia. Komplikasi yang lebih jarang yaitu tromboembolisme vena dan sindrom hiperviskositas, yang dapat menyebabkan emboli paru dan deep vein thrombosis.
Komplikasi kerusakan organ pada pasien multiple myeloma biasa dikenal dengan singkatan CRAB (hyperCalcemia, Renal failure, Anemia, Bone lesions) agar lebih mudah diingat.
Selain itu, ada risiko komplikasi dari obat-obatan kemoterapi yang digunakan, misalnya trombosis dapat terjadi pada pasien yang menerima terapi lenalidomide. Bortezomib dapat menyebabkan efek samping seperti diare, neuropati perifer, dan trombositopenia, sehingga perlu dipantau tanda-tanda terjadinya perdarahan spontan.[1-3,8]
Prognosis
Prognosis sangat dipengaruhi oleh usia, hal ini berkaitan dengan penyakit komorbid yang lebih banyak diderita pasien geriatri yang dapat memperburuk kondisi pasien. Sebaliknya, pasien usia muda lebih dapat menoleransi terapi yang diberikan sehingga memiliki prognosis yang lebih baik.[2,3]
Angka kesintasan bervariasi antara 4–8 tahun, tetapi amat tergantung pada stage dan usia pasien ketika pertama kali diagnosis. Sekitar 5% penyakit yang masih lokal ketika didiagnosis dan diterapi akan memiliki 5-year survival rate 74,8 %. Sementara itu, pada penyakit multiple myeloma yang sudah sistemik, 5-year survival rate sekitar 52,9%.[1,3,5]
Berdasarkan International Staging System (ISS), rerata survival adalah 62 bulan untuk stage I, 44 bulan untuk stage II, dan 29 bulan untuk stage III.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda