Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Sindrom Mielodisplasia annisa-meidina 2025-03-03T08:37:03+07:00 2025-03-03T08:37:03+07:00
Sindrom Mielodisplasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Sindrom Mielodisplasia

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Etiologi sindrom mielodisplasia melibatkan mutasi genetik somatik pada sel punca hematopoietik yang dipicu oleh faktor intrinsik seperti penuaan dan predisposisi genetik, serta faktor ekstrinsik seperti paparan bahan kimia, radiasi, dan kemoterapi.[1-3]

Etiologi

Etiologi sindrom mielodisplasia dapat dibagi menjadi dua kategori utama: primer (idiopatik) dan sekunder. Sekitar 80% kasus bersifat primer tanpa penyebab yang jelas, sedangkan sisanya diklasifikasikan sebagai sindrom mielodisplasia sekunder akibat paparan agen penginduksi kerusakan kromosom.

Faktor lingkungan yang berkontribusi meliputi terapi kanker dengan agen alkilasi dan radioterapi, yang sering dikaitkan dengan kelainan kromosom seperti del(5q), del(7q), dan kariotipe kompleks. Selain itu, paparan bahan kimia seperti benzena serta penggunaan insektisida, herbisida, dan fungisida juga dihubungkan dengan peningkatan risiko sindrom mielodisplasia.

Secara genetik, sindrom mielodisplasia dapat terjadi akibat kelainan kromosom yang menghasilkan onkogen fusi, haploinsufisiensi gen mielopoiesis, atau hilangnya gen supresor tumor. Pasien dengan kariotipe kompleks mencakup 30% kasus sindrom mielodisplasia primer dan 50% kasus sindrom mielodisplasia terkait terapi. Mutasi germline, seperti pada gen RUNX1 dan GATA2, juga telah ditemukan dalam kasus sindrom mielodisplasia familial, yang berisiko tinggi berkembang menjadi leukemia mieloid akut.[1-3,5]

Faktor Risiko

Faktor risiko sindrom mielodisplasia mencakup faktor lingkungan, terapi medis, dan predisposisi genetik. Paparan jangka panjang terhadap zat kimia seperti benzena, pestisida, dan logam berat telah dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom mielodisplasia. Selain itu, terapi kanker sebelumnya, terutama penggunaan agen alkilasi dan inhibitor topoisomerase II, serta radioterapi, diketahui dapat memicu sindrom mielodisplasia sekunder.

Faktor risiko lainnya meliputi paparan radiasi ionisasi serta infeksi virus yang diduga berperan dalam proses transformasi klonal hematopoietik. Predisposisi genetik juga berkontribusi pada perkembangan sindrom mielodisplasia, meskipun kasus familial jarang terjadi.

Mutasi germline pada gen seperti RUNX1, GATA2, dan DDX41 dapat meningkatkan risiko sindrom mielodisplasia dan transformasi menjadi leukemia mieloid akut. Selain itu, individu dengan penyakit bawaan tertentu, seperti diskeratosis kongenital dan anemia Fanconi, lebih rentan mengalami disfungsi hematopoiesis yang dapat berkembang menjadi sindrom mielodisplasia.[1,6]

Referensi

1. Dotson JL, Lebowicz Y. Myelodysplastic Syndrome. 2022 Jul 18. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan–. PMID: 30480932.
2. Nachtkamp K, Kobbe G, Gattermann N, Germing U. Myelodysplastic Syndromes: New Methods of Diagnosis, Prognostication, and Treatment. Dtsch Arztebl Int. 2023 Mar 24;120(12):203-210. doi: 10.3238/arztebl.m2023.0005.
3. Sekeres MA, Taylor J. Diagnosis and Treatment of Myelodysplastic Syndromes: A Review. JAMA. 2022 Sep 6;328(9):872-880. doi: 10.1001/jama.2022.14578.
5. Li, H., Hu, F., Gale, R.P. et al. Myelodysplastic syndromes. Nat Rev Dis Primers 8, 74 (2022). https://doi.org/10.1038/s41572-022-00402-5
6. Fontenay M, Farhat B, Boussaid I. Pathophysiology of myelodysplastic syndromes. Hemato. 2021 Jul 26;2(3):477-95.

Patofisiologi Sindrom Mielodispl...
Epidemiologi Sindrom Mielodisplasia

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
    Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 29 Agustus 2024, 08:36
Terapi bronkopneumonia pada pasien ALL/acute lymphoid leukimia
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter Izin bertanya dok, untuk kasus bronkopneumonia pada pasien ALL apakah tatalaksananya sama seperti bronkopneumonia biasa? Kemudian apabila anak...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2023, 19:02
Membedakan pasien CML fase krisis dengan AML
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertny dok pasien CML fase krisis blas bagaimana membedakan dg AML dan apa terapinya?
Anonymous
Dibalas 16 Februari 2023, 09:23
Bisitopenia et leukositosis dengan curiga AIHA
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya mendapatkan laki laki usia 59thn pre-op hernia inguinalis, ternyata hasil lab didapatkan seperti ini. Klinis splenomegali schufner 2-3. Pemeriksaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.