Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Trombositosis general_alomedika 2022-11-21T17:00:38+07:00 2022-11-21T17:00:38+07:00
Trombositosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Trombositosis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi trombositosis berkaitan dengan peningkatan produksi trombosit oleh megakariosit. Peningkatan produksi tersebut diregulasi oleh trombopoietin, suatu hormon yang mengatur diferensiasi dan proliferasi megakariosit. Selain itu, berbagai macam sitokin, seperti interleukin-6 dan interleukin-11, juga memiliki peranan.[4,5]

Trombositosis telah dikaitkan dengan banyak kondisi medis. Trombositosis dapat ditemukan pada kondisi yang melibatkan peradangan, seperti penyakit Celiac, inflammatory bowel disease, dan pankreatitis; defisiensi besi; vaskulitis; infeksi; serta neoplasma.[3]

Trombositosis Reaktif (Sekunder)

Patofisiologi trombositosis reaktif atau sekunder bervariasi tergantung pada etiologi trombositosis. Peningkatan jumlah trombosit dapat disebabkan oleh proliferasi megakariosit, penurunan sekuestrasi trombosit, atau peningkatan produksi sitokin yang merangsang produksi trombosit.

Proliferasi megakariosit ditandai dengan adanya defisiensi besi atau kehilangan darah. Penurunan sekuestrasi trombosit terjadi pada kondisi asplenia. Produksi sitokin proinflamasi yang berlebihan, seperti interleukin (IL)-1, IL-6, dan IL-11, terjadi pada peradangan kronis, infeksi, dan kondisi keganasan. Peningkatan kadar IL-1, IL-6, protein C-reaktif (CRP), granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF), dan granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) menyebabkan pertumbuhan megakariosit dan peningkatan produksi trombosit.[5]

Trombositosis Autonom (Primer)

Pada trombositosis autonom, disebut juga trombositosis primer atau trombositosis esensial, patomekanisme peningkatan produksi trombosit belum sepenuhnya jelas, namun diperkirakan berhubungan dengan:

  • Produksi autonom
  • Peningkatan sensitivitas terhadap sitokin, misalnya, interleukin-3
  • Penurunan efek faktor penghambat trombosit, misalnya transforming growth factor [TGF] beta
  • Defek pada lingkungan mikro sel aksesori

Pada trombositosis autonom, ditemukan adanya prekursor megakariositik sumsum tulang colony-forming unit–megakaryocyte (CFU-Meg) yang dapat membentuk koloni tanpa adanya koloni eksogen trombopoietin (Tpo). Saat ini, belum ditemukan adanya bukti mutasi gen pada Tpo. Selain itu, pasien dengan trombositosis esensial memiliki kadar Tpo plasma yang normal atau bahkan menurun, yang menggambarkan peningkatan klirens TPO. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah trombosit yang bersirkulasi. Pada pasien dengan penyakit ini juga ditemukan adanya salah satu mutasi dari tiga gen Janus kinase 2 (JAK2), calreticulin (CALR), atau myeloproliferative leukemia virus oncogene (MPL).[4]

Referensi

3. Naeem A, Amar S, Mehta D, Malik MN. Thrombocytosis as an Initial Presentation of Plasma Cell Neoplasm: A Case Report. Cureus. 2019;11(3):e4286. Published 2019 Mar 21. doi:10.7759/cureus.4286
4. Lal A. Essential Thrombocytosis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/206697-overview.
5. Jaishankar D. Secondary thrombocytosis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/206811-overview

Pendahuluan Trombositosis
Etiologi Trombositosis
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 12 Juli 2023, 18:48
Giant platelet pada kasus anemia asimtomatik apa penyebabnya?
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter, wanita usia 34 tahun melakukan MCU (tanpa keluhan/gejala) dan hasil hematologi menunjukkan penurunan Hb, HCT, dan jumlah eritrosit. Sementara,...
Anonymous
Dibalas 24 Juni 2022, 13:58
Pasien laki-laki dengan Hematemesis
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi kasus. Saya mempunyai pasien laki-laki yang datang ke klinik dengan keluhan muntah darah bergumpal-gumpal berwarna merah gelap sejak...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2022, 13:16
Pasien perempuan usia 69 tahun dengan Trombositosis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
selamat Siang Alodokter. Ingin menanyakan soal kondisi pasien. Pasien perempuan uria 69th, Datang dengan keluahan Sering Merasa kepala terasa berat(nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.