Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Trombositosis general_alomedika 2023-02-28T09:35:05+07:00 2023-02-28T09:35:05+07:00
Trombositosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Trombositosis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Penatalaksanaan trombositosis akan bergantung pada etiologi yang mendasari dan keparahan gejala. Pada pasien yang asimptomatik dan stabil, pemantauan berkala tanpa intervensi medis dapat dilakukan. Sementara itu, pada pasien dengan gejala, pasien perlu menjalani terapi sesuai penyebab terjadinya trombositosis.

Penggunaan antiplatelet, seperti aspirin, masih bersifat kontroversial dan umumnya tidak diperlukan pada trombositosis sekunder dengan risiko kejadian trombosis yang rendah. Aspirin dosis rendah dapat dipertimbangkan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah pada pasien risiko tinggi, misalnya jika hitung platelet sangat ekstrim.

Pada kasus trombositemia esensial, medikamentosa dapat digunakan untuk mensupresi produksi platelet oleh sumsum tulang. Contoh obat yang dapat digunakan adalah hydroxyurea, anagrelide, ataupun interferon.

Dalam kasus trombositosis yang berat dan mengancam nyawa, mungkin perlu dilakukan plateletpheresis segera untuk menurunkan kadar platelet ke rentang aman.[2,4-7,11,12]

Trombositosis Reaktif (Sekunder)

Pada trombositosis reaktif, pengobatan didasarkan pada etiologi atau penyebab trombositosis itu sendiri. Pemberian aspirin, terapi sitoreduktif, dan plateletpheresis untuk trombositosis reaktif masih menuai perdebatan karena belum ada bukti kuat terkait manfaatnya pada setting klinis ini. Suplementasi zat besi dapat diberikan pada pasien trombositosis akibat inflammatory bowel disease atau anemia defisiensi besi.

Penggunaan aspirin sendiri masih kontroversial. Biasanya, terapi antiplatelet seperti aspirin tidak diindikasikan karena risiko trombosis sangat rendah. Jika hitung trombosit pasien mencapai >1,000,000/μL, aspirin 65 mg dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko stroke ataupun trombosis. Plateletpheresis dapat dipertimbangkan pada pasien dengan bukti trombosis dan perdarahan aktif.[5,11,12]

Jika pasien mengalami trombositosis persisten atau memburuk meskipun telah mendapat terapi untuk penyakit penyebab secara adekuat, maka penyebab lain perlu dipertimbangkan. Jika terjadi perdarahan, maka lakukan terapi sesuai keparahan dan lokasinya sebagaimana dilakukan pada pasien umumnya. Begitu pula jika terjadi trombosis, maka pemberian antikoagulan, trombolisis, atau intervensi lain dilakukan sesuai protokol seperti pada pasien umumnya.[2]

Trombositosis Esensial (Primer)

Pada trombositosis esensial atau autonom (primer), perawatan diberikan berdasarkan faktor risiko trombosis ataupun perdarahan. Faktor risikonya meliputi:

  • Usia 60 tahun atau lebih tua
  • Riwayat trombosis sebelumnya
  • Hitung trombosit di atas 1,5 juta/µL (1500×109/L)
  • Obesitas
  • Faktor risiko kardiovaskular seperti merokok, hipertensi, dan hiperkolesterolemia
  • Penanda hiperkoagulabilitas, seperti faktor V Leiden dan antibodi antifosfolipid
  • Mutasi Janus kinase 2 (JAK2) atau myeloproliferative leukemia virus oncogene (MPL)

Aspirin

Penggunaan aspirin pada terapi trombositosis masih kontroversial/ Pada pasien dengan risiko yang sangat rendah yang tidak memiliki salah satu faktor risiko di atas, terapi yang direkomendasikan cukup observasi saja. Pada pasien risiko rendah dengan faktor risiko mutasi JAK2 atau MPL, pemberian terapi aspirin dosis rendah (100 mg) 2 kali sehari dapat dipertimbangkan. Selain itu, aspirin dosis rendah mungkin berguna dalam mengobati pasien dengan gejala oklusi mikrovaskular, misalnya eritromelalgia.

Terapi Sitoreduktif

Terapi sitoreduktif diberikan untuk menurunkan jumlah trombosit pada pasien berisiko tinggi dan mengurangi risiko perdarahan pada pasien dengan jumlah trombosit >1 juta/μL. Terapi sitoreduktif lini pertama adalah hydroxyurea. Sedangkan untuk lini kedua terdiri atas busulfan, anagrelide, alfa interferon, dan ruxolitinib. Pada kasus-kasus sulit yang dikelola oleh agen tunggal, kombinasi agen sitoreduktif mungkin diperlukan.

Plateletpheresis

Manfaat plateletpheresis dalam terapi trombositosis juga masih diperdebatkan. Dalam keadaan gawat darurat, seperti trombosis yang berat atau instabilitas hemodinamik, yang memerlukan penurunan jumlah trombosit segera, terapi plateletpheresis dapat dipertimbangkan.[4]

Referensi

2. Tefferi A. Approach to the patient with thrombocytosis. UpToDate. 2021.
4. Lal A. Essential Thrombocytosis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/206697-overview.
5. Jaishankar D. Secondary thrombocytosis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/206811-overview
6. Schafer AI. Thrombocytosis. JAMA. 2015 Sep 15;314(11):1171-2. doi: 10.1001/jama.2015.8515. PMID: 26372588.
7. Accurso V, Santoro M, Mancuso S, et al. The Essential Thrombocythemia in 2020: What We Know and Where We Still Have to Dig Deep. Clin Med Insights Blood Disord. 2020;13:2634853520978210. Published 2020 Dec 28. doi:10.1177/2634853520978210
11. Alberio L. Do we need antiplatelet therapy in thrombocytosis? Pro. Diagnostic and pathophysiologic considerations for a treatment choice. Hamostaseologie. 2016 Nov 7;36(4):227-240. doi: 10.5482/HAMO-14-11-0074. Epub 2015 Feb 24. PMID: 25707870.
12. Rokkam VR, Kotagiri R. Secondary Thrombocytosis. [Updated 2021 Aug 1]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560810/

Diagnosis Trombositosis
Prognosis Trombositosis
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 12 Juli 2023, 18:48
Giant platelet pada kasus anemia asimtomatik apa penyebabnya?
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter, wanita usia 34 tahun melakukan MCU (tanpa keluhan/gejala) dan hasil hematologi menunjukkan penurunan Hb, HCT, dan jumlah eritrosit. Sementara,...
Anonymous
Dibalas 24 Juni 2022, 13:58
Pasien laki-laki dengan Hematemesis
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi kasus. Saya mempunyai pasien laki-laki yang datang ke klinik dengan keluhan muntah darah bergumpal-gumpal berwarna merah gelap sejak...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2022, 13:16
Pasien perempuan usia 69 tahun dengan Trombositosis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
selamat Siang Alodokter. Ingin menanyakan soal kondisi pasien. Pasien perempuan uria 69th, Datang dengan keluahan Sering Merasa kepala terasa berat(nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.