Prognosis Trombositosis
Prognosis trombositosis reaktif atau sekunder akan baik jika penyakit yang mendasari diterapi adekuat. Di lain pihak, trombositosis autonom atau primer sering berkaitan dengan kelainan bawaan, sehingga terapi umumnya akan berkepanjangan.
Komplikasi
Komplikasi pada trombositosis autonom (trombositosis primer atau esensial) dapat berupa trombosis serius hingga mengancam nyawa, perdarahan saluran cerna, dan transformasi menjadi leukemia mielogenik akut.
Trombosis merupakan terbentuknya bekuan darah di dalam pembuluh darah. Trombosis dapat terjadi di pembuluh darah serebral yang mengakibatkan transient ischemic attack (TIA) atau stroke. Selain itu, juga dapat mengakibatkan sindrom koroner akut dan sindrom Budd-Chiari.
Pada pasien trombositosis esensial yang sedang dalam masa kehamilan, komplikasi dapat berupa eklamsia, abrupsio plasenta, intrauterine growth restriction, dan stillbirth.[4,13]
Komplikasi karena trombositosis reaktif jarang terjadi dan sama dengan komplikasi pada trombositosis esensial. Komplikasi yang dapat terjadi adalah trombosis arteri dan vena yang dapat mengakibatkan stroke, infark miokard, ataupun iskemia mesenterika; perdarahan; serta transformasi menjadi leukemia mieloid akut.[13]
Prognosis
Harapan hidup untuk pasien trombositosis autonom (primer) umumnya hampir sama dengan populasi sehat. Median kesintasan adalah sekitar 20 tahun hingga 33 tahun.[4,14]
Secara garis besar, prognosis pada pasien dengan trombositosis reaktif mencerminkan kondisi yang mendasarinya. Prognosis lebih buruk dialami oleh pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker ovarium, dan kanker esofagus.[5]
Pada trombositosis reaktif yang penyakit dasarnya ditangani secara adekuat, resolusi umumnya tercapai. Sebagai contoh, pada kasus defisiensi besi yang telah mendapat suplementasi, normalisasi hitung platelet umumnya terjadi dalam 2 bulan. Pada trombositosis yang timbul akibat pemulihan dari trombositopenia, hitung trombosit umumnya kembali normal dalam 2-4 minggu.[2]