Etiologi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Etiologi tersering dari acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah pneumonia. Meski demikian, ARDS juga bisa disebabkan oleh kondisi ekstraparu seperti sepsis dan pankreatitis. Faktor risiko ARDS dapat berupa riwayat penyakit, gaya hidup, dan lingkungan.[1-3,5]
Etiologi
Etiologi acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat dibedakan menjadi etiologi paru dan ekstraparu.
Etiologi Pulmonal
Etiologi paru dari acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat berupa:
Pneumonia akibat infeksi bakteri, virus, jamur, maupun parasit
- Aspirasi
- Inhalasi gas toksik
- Trauma dada atau kontusio paru
- Tenggelam
- Ventilator induced lung injury
- Pneumonitis akibat obat atau hipersensitivitas
- Eksaserbasi akut pada penyakit paru
- Keganasan paru
- Emboli lemak.[1-3,5]
Etiologi Ekstraparu
Etiologi ekstraparu dari acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat berupa:
Sepsis non-pulmoner
- Syok non-kardiogenik
- Pankreatitis
- Overdosis obat
- Vaskulitis
- Riwayat operatif pada toraks
- Keganasan ekstraparu
- Fraktur tulang panjang atau multipel
- Luka bakar
- Transfusi masif[1-3,5]
Faktor Risiko
Salah satu faktor risiko utama acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah infeksi paru, seperti pneumonia atau COVID-19, yang dapat merusak jaringan paru dan memicu respons inflamasi yang berlebihan. Selain itu, cedera fisik serius, seperti trauma dada atau aspirasi, juga dapat meningkatkan risiko ARDS dengan merusak struktur paru.
Merokok dan paparan jangka panjang terhadap asap rokok atau polusi udara juga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya ARDS. Beberapa kondisi medis, seperti sepsis, perdarahan berat, atau penyakit autoimun, dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memperburuk ARDS. Usia lanjut dan penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko ARDS.[1-3,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan