Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Napas
Edukasi dan promosi kesehatan pada kasus gagal napas diperlukan mengenai bantuan napas yang akan diberikan pada pasien. Jelaskan apakah pasien memerlukan intubasi atau ventilator mekanis, keuntungan dari tindakan tersebut, kekurangan, serta potensi risikonya. Sampaikan bahwa gagal napas merupakan kegawatdaruratan medis dan penanganan yang cepat dan tepat akan meningkatkan kemungkinan luaran klinis.[21,27,30]
Edukasi Pasien
Dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien, dokter perlu menjelaskan secara rinci mengenai kondisi gagal napas, serta kegawatdaruratan dan perburukan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Dokter juga perlu menjelaskan pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan dan prosedur pemeriksaannya, serta risiko yang mungkin muncul.
Jelaskan mengenai prosedur penatalaksanaan yang akan dilakukan, misalnya pemasangan intubasi atau ventilator mekanis. Sampaikan risiko, manfaat, dan cara tindakan tersebut.
Dokter juga perlu meminta persetujuan resusitasi atau do not resuscitate bila henti napas dan henti jantung terjadi, terutama pada pasien kondisi kronik atau terminal dengan prognosis buruk.[12,21,30]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dari gagal napas adalah dengan pengendalian penyakit yang mendasari terjadinya gagal napas serta menghindari faktor risiko dari gagal napas. Ini mencakup pajanan yang berkepanjangan dari polusi udara, chemical fumes, asbes, dan asap rokok yang dapat mengiritasi paru serta menyebabkan kerusakan paru yang dapat mengakibatkan gagal napas.
Langkah lain adalah menerapkan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga dan dukungan nutrisi yang baik agar terbentuk imunitas yang kuat. Pengendalian penyakit difokuskan pada deteksi dini dari tanda dan gejala kegawatdaruratan pada gagal napas sehingga dapat dilakukan pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan segera.[10-12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya