Patofisiologi Gagal Napas
Patofisiologi gagal napas atau respiratory failure dapat dibedakan berdasarkan tipe gagal napas, yaitu hipoksemia dan hiperkapnia. Hipoksemia disebabkan oleh berkurangnya PO₂ alveolar dan meningkatnya venous admixture. Sementara itu, hiperkapnia disebabkan oleh hipoventilasi alveolar akibat peningkatan proporsi ventilasi dead space.[5,10]
Hipoksemia
Ventilation – perfusion (V/Q) mismatch dan shunt intrapulmoner memegang peranan yang penting dalam mekanisme gagal napas tipe I yaitu hipoksemia.[5,10]
Ketidaksesuaian Ventilasi-perfusi (Ventilation – Perfusion (V/Q) Mismatch)
Ketidaksesuaian ventilasi-perfusi terjadi akibat beberapa area di paru mengalami ventilasi yang kurang dibandingkan banyaknya aliran darah yang menuju ke area-area tersebut. Sementara itu, beberapa area paru yang lain mengalami ventilasi yang berlebih dibandingkan aliran darah regional yang relatif lebih sedikit.
Pada keadaan (V/Q) mismatch terdapat perbedaan gradien alveolar-arterial oksigen yang semakin besar, lebih dari 15-20 mmHg yang menimbulkan kondisi hipoksemia.[10,11]
Shunt Intrapulmoner (Right-To–Left Shunt)
Pada shunt intrapulmoner terjadi mixed venous (deoksigenasi) yang menyebabkan venous admixture. Pada keadaan ini, sebagian besar darah vena sistemik tidak melalui alveolus, sehingga bercampur dengan darah yang berasal dari paru. Bercampurnya darah vena sistemik dan darah kapiler paru menyebabkan hipoksemia dengan PaO₂ <550 mmHg saat bernapas dengan kadar oksigen 100%.[5,10]
Keterbatasan Difusi
Keterbatasan difusi dapat menyebabkan hipoksemia melalui tekanan oksigen parsial (PaO₂) yang sangat rendah, sehingga difusi oksigen melalui membran alveolar-kapiler melambat atau periode transit untuk darah dari kapiler paru sangat pendek.
Penyakit paru vaskular atau keadaan di mana ruang alveolar berisi cairan yang mengandung protein dan lipid dapat menyebabkan keterbatasan difusi melalui penurunan transfer oksigen ke jaringan.[10-12]
Hiperkapnia
Hipoventilasi alveolar, peningkatan proporsi ventilasi dead space, dan penurunan volume tidal memegang peranan yang penting dalam mekanisme gagal napas tipe II yaitu hiperkapnia.[5,6]
Hipoventilasi Alveolar
Hipoventilasi alveolar menyebabkan gangguan pada pembuangan karbon dioksida sehingga terjadi retensi CO₂, yang ditandai dengan peningkatan PaCO₂ dan penurunan PaO₂.[5,6]
Peningkatan Proporsi Ventilasi Dead Space
Adanya gangguan pada paru seperti obstruksi ataupun sumbatan dapat menghambat perfusi dan distribusi oksigen ke area di organ paru dan jaringan lainnya sehingga menyebabkan peningkatan pada proporsi ventilasi dead space. Tubuh akan berupaya untuk melakukan kompensasi dengan melakukan hiperventilasi, namun upaya dekompensasi akan menyebabkan kondisi hiperkapnia.[5,6,10]
Penurunan Volume Tidal
Penurunan volume tidal dapat disebabkan oleh disfungsi pada otot-otot respirasi akibat adanya kelainan neuromuskular. Menurunnya volume tidal menyebabkan kondisi penurunan oksigenasi dan penurunan pembuangan karbon dioksida, sehingga tubuh dapat mengalami hiperkapnia dan hipoksemia secara bersamaan.[10-12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya