Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gagal Napas general_alomedika 2024-03-05T11:53:27+07:00 2024-03-05T11:53:27+07:00
Gagal Napas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gagal Napas

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Gagal napas atau respiratory failure didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen (oxygen delivery) yang adekuat ke jaringan ataupun pembuangan karbon dioksida (CO₂) secara normal dari jaringan. Berdasarkan perspektif fisiologis, gagal napas dapat disebabkan oleh disfungsi paru difus, depresi medula oblongata, disfungsi jantung, atau kekurangan hemoglobin.[1-3]

Secara klinis, gagal napas terlihat sebagai hipoksemia arteri yang menyebabkan hipoksia jaringan atau hiperkapnia arteri. Gagal napas dapat terjadi apabila PO₂ arterial (PaO) <60 mmHg, atau PCO₂ arterial (PaCO₂) >45 mmHg, kecuali jika peningkatan PCO₂ merupakan kompensasi dari alkalosis metabolik.[3,4]

GagalNapas

Diagnosis gagal napas dapat dilakukan secara bertahap dimulai dengan evaluasi riwayat klinis dan faktor risiko melalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mencari tanda klinis dari penyakit yang mendasari (underlying disease), pemeriksaan laboratorium, dan pencitraan. Pasien gagal napas umumnya memiliki gambaran klinis dyspnea, terutama jika underlying disease adalah penyakit paru.[1-5]

Pemeriksaan laboratorium yang menjadi baku emas untuk diagnosis gagal napas adalah pemeriksaan gas darah arteri. Pemeriksaan pencitraan seperti rontgen toraks juga dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis dan menunjukkan penyebab gagal napas.[1-3]

Penatalaksanaan gagal napas disesuaikan dengan klinis fungsional pasien dan tipe gagal napas. Pasien gagal napas yang mengalami hiperkapnia diberikan tata laksana supportif untuk meningkatkan ventilasi alveolar dengan membuka jalan napas (airway). Sementara itu, untuk pasien gagal napas yang mengalami hipoksemia, pemberian suplementasi oksigen merupakan tata laksana utama.[1,3]

Prognosis gagal napas bergantung pada penyakit yang mendasari, usia, adanya komplikasi dan penatalaksanaannya. Pasien gagal napas dengan usia <60 tahun tanpa komplikasi memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien gagal napas usia lanjut dengan komplikasi.[2-4]

Klasifikasi Gagal Napas

Gagal napas dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme patofisiologi dan kronisitas. Tabel di bawah ini mendeskripsikan klasifikasi dari gagal napas.[5,6]

Tabel 1. Klasifikasi Gagal Napas

Klasifikasi Gagal Napas Berdasarkan Mekanisme Patofisiologi
Gagal napas tipe I: Gagal napas hipoksemia Pada gagal napas tipe I pasien mengalami hipoksemia dengan nilai PO₂ arterial yang rendah, tetapi PaCO₂ normal atau rendah
Gagal napas tipe I dapat menandakan adanya penyakit yang mempengaruhi parenkim paru atau sirkulasi paru seperti pneumonia, emboli paru, asma, dan sindrom distress pernapasan akut
Gagal napas tipe II: Gagal napas hiperkapnia Pasien mengalami hiperkapnia dengan kadar PCO₂ arterial (PaCO₂) yang abnormal tinggi dan PaO₂ arterial menurun
Pasien dengan gagal napas tipe II dapat mengalami hiperkapnia dan hipoksemia secara bersamaan
Pasien dengan asma derajat berat, fibrosis paru stadium akhir, dan sindrom distress pernapasan akut derajat berat dapat mengalami gagal napas tipe II
Klasifikasi Gagal Napas Berdasarkan Kronisitasnya
Gagal napas akut / Acute Respiratory Failure

Ketidakmampuan sistem respirasi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi, ventilasi, atau metabolik pasien secara akut
Gagal napas kronis / Chronic Respiratory Failure

Suatu kondisi yang terjadi ketika paru tidak dapat mendistribusikan cukup oksigen ke dalam darah atau mengeluarkan cukup karbon dioksida dari tubuh dalam periode yang berkepanjangan
Acute-on-chronic respiratory failure Terjadi ketika terdapat gangguan yang relatif kecil dan multipel pada sistem respirasi ataupun non-respirasi, yang menyebabkan perburukan akut pada pasien dengan insufisiensi pernapasan kronis

Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[1,3,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Referensi

1. Keyt H, Peters JI. Acute Respiratory Failure. Cardiac Intensive Care. 2019;e1:308–317 DOI:10.1016/b978-0-323-52993-8.00030-8
2. Slattery M, Vasques F, et al. Management of acute respiratory failure. Medicine. 2020;0:1-7 DOI: https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2020.03.010
3. Ernest V. Respiratory failure: Classification, Epidemiology and Etiology Review. Journal La Medihealtico. 2020;01(02):015-020 DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v1i2.96
4. See KC. Approach to acute respiratory failure for frontline clinicians. Singapore Med J. 2022 Dec;63(12):740-745. doi: 10.4103/singaporemedj.SMJ-2022-002. PMID: 36573658; PMCID: PMC9875871.
5. Wood LDH. The Pathophysiology and Differential Diagnosis of Acute Respiratory Failure. Access Medicine. 2023;31(3e):1-16
6. Morales-Quinteros L, Camprubí-Rimblas M, et al. The role of hypercapnia in acute respiratory failure. Intensive Care Medicine Experimental. 2019;7(39):1-12 DOI: https://doi.org/10.1186/s40635-019-0239-0

Patofisiologi Gagal Napas

Artikel Terkait

  • Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
    Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
  • Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
    Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
Diskusi Terkait
Maria deei lestari
Dibalas 08 April 2024, 08:40
Pasien dengan pernapasan tidak stabil
Oleh: Maria deei lestari
2 Balasan
Pernafasan tidak stabil,gimana cara mengobati dan sebab dr gejala tersebut
dr. Intan Fajriani
Dibuat 07 Maret 2022, 14:07
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2019, 20:25
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.