Etiologi Gagal Napas
Etiologi gagal napas atau respiratory failure mencakup gangguan pada paru, sistem saraf, maupun disfungsi jantung dan anemia berat. Gagal napas akibat disfungsi paru difus mencakup semua hal yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian ventilasi/perfusi (V̇/Q̇) atau shunt paru.
Disfungsi neurologis yang bisa menyebabkan gagal napas adalah depresi medula oblongata. Disfungsi jantung, seperti curah jantung rendah atau edema paru, serta kekurangan hemoglobin untuk mengangkut gas juga merupakan penyebab gagal napas.[1,2,7,9-10]
Gangguan Ekstrinsik Paru
Gangguan ekstrinsik paru seperti depresi medula oblongata dapat menyebabkan terjadinya gagal napas. Depresi medula oblongata yang merupakan pusat pernapasan dapat disebabkan oleh overdosis obat, baik sedatif maupun narkotik, serta adanya trauma pada otak.[10-12]
Gangguan Intrinsik Paru
Gangguan intrinsik paru seperti edema paru masif, atelektasis, pneumonia dengan konsolidasi yang luas, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat menyebabkan keadaan hipoksemia yang berat yang berakhir dengan gagal napas.[2,7,10]
Gangguan Obstruksi Difus
Gangguan obstruksi difus merupakan bagian dari gangguan intrinsik paru yang berupa emfisema, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan fibrosis kistik dapat menyebabkan gagal ventilasi atau hiperkapnia.[7,10]
Gangguan Restriktif Paru
Gangguan restriktif paru merupakan bagian dari gangguan intrinsik paru yang berupa sarkoidosis, scleroderma, dan fibrosis interstitial yang dapat menyebabkan hipoksemia ringan yang jika tidak diatasi akan berpotensi menyebabkan kondisi gagal napas.[10,11]
COVID-19
Sekitar 30% pasien dengan infeksi COVID-19 yang dirawat di ruang perawatan intensif mengalami edema paru berat, dispnea, hipoksemia, bahkan gagal napas. Studi lain juga melaporkan bahwa 11 dari 17 pasien atau sekitar 65% pasien dengan infeksi COVID-19 mengalami ARDS yang berakhir dengan gagal napas akut.
Pada infeksi COVID-19, virus bereplikasi di epitel mukosa saluran pernapasan bagian atas, kemudian bereplikasi lebih lanjut di saluran pernapasan bawah dengan proses replikasi virus yang sangat cepat pada beberapa kasus, sehingga dapat memicu respon imun yang kuat yaitu badai sitokin yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.[2,8,10]
Tabel 1. Etiologi Gagal Napas
Gangguan Ekstrinsik Paru | Depresi pusat pernapasan | Overdosis obat (sedatif, narkotik) |
Trauma serebral | ||
Infark serebral | ||
Ensefalitis | ||
Gangguan Neuromuskular | Sindrom Guillain-Barre | |
Miastenia gravis | ||
Distrofi muskular | ||
Cedera medulla atau cedera servikalis | ||
Gangguan pleura dan dinding toraks | Trauma toraks (fraktur pada tulang iga, flail chest) | |
Pneumothorax | ||
Efusi pleura | ||
Kelainan kurvatura tulang vertebrae seperti kifoskoliosis | ||
Gangguan Jantung | Infark miokard | |
Gagal Jantung | ||
Lainnya | Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) | |
Sepsis | ||
Gangguan Intrinsik Paru | Gangguan Obstruksi Difus | Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) |
Fibrosis kistik | ||
Asma | ||
Status asmatikus | ||
Gangguan Restriktif Paru | Sarkoidosis | |
Skleroderma | ||
Fibrosis intersisial et causa pajanan silica | ||
Edema paru (kardiogenik ataupun non-kardiogenik) | ||
Pneumonia konsolidasi | ||
Gangguan Pembuluh Darah Paru | Emboli paru | |
Emfisema paru | ||
Infeksi Paru | Pneumonia | |
COVID-19 | ||
Tuberkulosis paru |
Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[2,9-12]
Faktor Risiko
Individu tertentu memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami gagal napas, antara lain:
- Lansia: individu yang berusia lanjut lebih cenderung untuk mengalami kelemahan otot yang dapat mempengaruhi sistem respirasi
Bayi prematur: dapat mengalami gangguan respirasi neonatal karena paru yang tidak berkembang secara sempurna atau adanya deformitas pada organ paru
- Pajanan lingkungan dan pekerjaan: beberapa pajanan yang berkepanjangan dari polusi udara, asap dari kimia (chemical fumes), asbes, pewarna dan cat anilin yang diproduksi secara artifisial, debu, serta asap rokok dapat menyebabkan kerusakan paru yang dapat mengakibatkan gagal napas
- Individu yang memiliki riwayat penyakit yang mendasari gagal napas (underlying disease), seperti PPOK, asma, fibrosis kistik, trauma toraks, serta gangguan kurvatura tulang vertebrae
- Riwayat alergi berat: alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu dapat menimbulkan pembengkakan pada jalan napas yang kemudian dapat menyebabkan gagal napas
- Individu yang merokok: merokok dapat menyebabkan kelainan pada paru seperti PPOK yang dapat meningkatkan risiko gagal napas
- Penggunaan berlebihan hingga overdosis zat alkohol ataupun obat-obatan yang bersifat depresif pada sistem respirasi seperti opioid, dan benzodiazepin[8,9-12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya