Pendahuluan Hipomagnesemia
Hipomagnesemia adalah kondisi penurunan kadar serum magnesium yang kurang dari 1,7 mg/dL atau kurang dari 1,4 mEq/L. Nilai normal kadar serum magnesium (Mg2+) berkisar antara 1,7-3 mg/dL atau 1,4-2,4 mEq/L.[1-3]
Magnesium merupakan kation keempat terbanyak di dalam tubuh dan kation terbanyak kedua di dalam sel. Magnesium berperan pada berbagai proses penting yang terjadi di dalam sel, seperti berfungsi sebagai kofaktor untuk ATP-ase, mempertahankan komposisi elektrolit intrasel, dan juga bertindak sebagai channel ion yang terlibat dalam konduksi saraf serta kontraktilitas otot jantung.[1,3,4]
Kondisi hipomagnesemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, antara lain diare akut maupun diare kronik, kelainan genetik, gangguan metabolik, kondisi infeksi dan inflamasi, serta penggunaan obat-obatan seperti proton pump inhibitor dan diuretik thiazide. Diagnosis hipomagnesemia ditegakkan melalui pemeriksaan kadar serum magnesium dalam darah.[1,2,4,5]
Gejala hipomagnesemia sangat bervariasi. Gejala neuromuskular seperti hipereksitabilitas, kelemahan, apatis, delirium hingga koma, serta gejala kardiovaskular seperti palpitasi, fatigue, dan kelemahan merupakan manifestasi klinis utama pada kondisi hipomagnesemia.[1-3]
Penatalaksanaan hipomagnesemia meliputi terapi pemberian magnesium (Mg2+) secara oral maupun intravena dan penatalaksanaan underlying disease. Pemberian terapi magnesium intravena terbukti efektif untuk meningkatkan kadar serum magnesium pada penderita hipomagnesium berat.[2,4]
Kondisi hipomagnesemia yang tidak ditangani secara adekuat berpotensi menimbulkan komplikasi aritmia jantung yang fatal seperti torsades de pointes. Selain itu, chondrocalcinosis juga dapat terjadi pada kondisi hipomagnesemia yang berkelanjutan.[1,3,4]