Panduan e-Prescription Hipomagnesemia
Panduan e-prescription pada hipomagnesemia ini dapat digunakan Dokter pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara daring. Diagnosis hipomagnesemia perlu ditegakkan melalui pemeriksaan kadar magnesium di laboratorium.
Tanda dan Gejala
Tidak terdapat tanda klinis yang khas pada kondisi hipomagnesemia. Namun, adanya tremor, kejang, dan kedutan pada otot dapat mengindikasikan kemungkinan defisiensi serum magnesium. Pada anamnesis, pasien dengan hipomagnesemia dapat mengeluhkan adanya keluhan rasa kram pada otot, kelelahan, jantung berdebar-debar, maupun kejang.[1-3]
Perlu diingat bahwa diagnosis hipomagnesemia didasarkan oleh pemeriksaan kadar serum magnesium yang diperiksa di laboratorium. Pastikan bahwa hasil pemeriksaan kadar magnesium adalah yang paling baru, dan akan lebih baik jika hasil pemeriksaan dikeluarkan di hari yang sama dengan hari konsultasi.[1-4]
Peringatan
Pasien hipomagnesemia yang dicurigai mengalami hipomagnesemia berat atau komplikasi seperti aritmia, dan memiliki underlying disease seperti diabetes mellitus, sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan sarana yang lengkap untuk evaluasi dan penatalaksanaan lebih lanjut. Pasien ini mungkin akan memerlukan pemberian magnesium intravena.
Saat memberikan suplementasi magnesium pada pasien, pertimbangkan seberapa banyak defisit yang dialami pasien. Lakukan pemeriksaan kadar magnesium secara berkala setelah pemberian suplementasi. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, berikan suplementasi magnesium secara lebih hati-hati dan lakukan pengawasan secara lebih ketat.[3,4]
Medikamentosa
Secara daring, dokter dapat memberikan terapi pada kasus hipomagnesemia ringan tanpa komplikasi. Obat yang diberikan adalah suplementasi magnesium oral. Dosis harus disesuaikan dengan defisit kadar magnesium yang dialami pasien. Pilihan formulasi magnesium antara lain:
- Magnesium oksida 400 mg, 2 kali sehari
- Magnesium klorida sustained release 500-1000 mg, sekali sehari
- Magnesium glukonat 250-500 mg, 1-2 kali sehari
Lakukan pengawasan kadar magnesium secara berkala selama suplementasi, terutama pada pasien dengan insufisiensi ginjal. Sesuaikan dosis sesuai kebutuhan suplementasi magnesium.[13,24,26]
Pemberian pada Ibu Hamil
Penggunaan garam magnesium pada ibu hamil tidak disarankan tetapi bisa dipertimbangkan jika potensi manfaat yang didapat dianggap melebihi potensi risikonya. Magnesium glukonat dan magnesium oksida masuk dalam kategori A menurut FDA. Sementara itu, magnesium klorida masuk dalam kategori C.[26-29]