Penatalaksanaan Hipomagnesemia
Penatalaksanaan hipomagnesemia tidak hanya bertujuan untuk mencapai kadar serum magnesium yang normal melalui pemberian terapi magnesium, namun juga untuk mencegah terjadinya komplikasi yang fatal serta mengatasi penyebab yang mendasari terjadinya hipomagnesemia.[13,21,24]
Terapi Magnesium
Terapi magnesium dapat diberikan secara oral maupun intravena. Pemberian magnesium secara intravena diindikasikan pada pasien hipomagnesemia berat ataupun pada pasien hipokalsemia hipomagnesemia dengan tetani atau aritmia ventrikuler. Pemberian terapi magnesium oral diberikan pada kondisi yang tidak mengancam nyawa.[2,4,13]
Pemberian Magnesium (Mg2+) Intravena
Pada pasien hipokalsemia hipomagnesemia dengan tetani atau aritmia ventrikuler maupun kondisi hipomagnesemia yang mengancam nyawa dapat diberikan 4 mL (2 ampul) larutan magnesium sulfat (MgSO4) 50% diencerkan dalam 100 ml cairan salin normal diberikan selama 10 menit, dan dapat dilanjutkan dengan 48 mEq (6 x 2 ml ampul 50% MgSO4) dalam infus menggunakan infusion pump yang diberikan selama 12 hingga 24 jam.
Perlu diketahui bahwa setiap ampul 2 ml MgSO4 50% = 1 g magnesium = 8 mEq magnesium = 4 mmol magnesium.[13,21,24]
Sementara itu, rejimen pemberian magnesium intravena pada kondisi non-emergensi dengan memberikan 64 mEq atau 8 g MgSO4 selama 24 jam pertama, kemudian memberikan 32 mEq atau 4 g MgSO4 per hari selama 2-6 hari berikutnya.[21,24]
Perhatian Khusus:
Pada pasien dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), sebaiknya kecepatan pemberian magnesium dikurangi 25-50% dan kadar Mg2+ plasma diperiksa dengan lebih sering, serta memonitor tanda-tanda toksisitas seperti hipotensi dan blok jantung.
Efek samping dari pemberian Mg2+ intravena adalah hypermagnesemia. Ini dapat ditandai dengan manifestasi klinis berupa kemerahan pada wajah (flushing), hilangnya refleks tendon, hipotensi, dan atrioventricular block, serta penurunan mendadak kadar Ca2+.[13,24]
Pemberian Magnesium (Mg2+) Oral
Pemberian magnesium (Mg2+) oral diindikasikan pada kondisi hipomagnesemia ringan dan kondisi yang tidak mengancam nyawa. Formulasi magnesium ada bermacam-macam dan dosisnya perlu disesuaikan dengan seberapa banyak defisit magnesium yang diperlukan pasien. Beberapa formulasi yang bisa digunakan adalah:
- Magnesium oksida 400 mg, 1-2 kali sehari
- Magnesium klorida sustained release 500-1000 mg, sekali sehari
- Magnesium glukonat 250-500 mg, 1-2 kali sehari[13,24,26]
Lakukan evaluasi kadar magnesium serum secara berkala selama suplementasi. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, pertimbangkan untuk memberi dosis lebih kecil.[13,24]
Terapi Suportif
Terapi suportif diperlukan bagi pasien hipomagnesemia dengan penyakit kritis, seperti syok sepsis dan pasien dengan komplikasi berat seperti penurunan kesadaran hingga koma yang membutuhkan perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU). Manajemen suportif dapat berupa pemberian cairan dan elektrolit, penggunaan ventilator bila terjadi gagal napas, serta pemberian vasopressor bila dibutuhkan.[13,25]
Terapi Diet
Pasien hipomagnesemia sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung banyak magnesium. Sumber makanan yang kaya magnesium adalah biji-bijian utuh, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan kacang hitam, buah seperti pisang, daging, serta ikan.[13,23]
Individu dewasa harus memenuhi kebutuhan harian magnesium berkisar antara 310 hingga 420 mg/hari berdasarkan recommended dietary allowances (RDAs) untuk dapat memelihara kadar serum magnesium dalam rentang normal.[2,4]