Patofisiologi Koarktasio Aorta
Patofisiologi koarktasio aorta terkait erat dengan suatu kelainan kongenital namun proses embriologi terkait dengan koarktasio belum sepenuhnya dipahami. Meskipun demikian, terdapat 2 teori paling umum yang menjelaskan patogenesis kondisi ini. Teori tersebut adalah teori hipotesis hemodinamik dan ectopic ductal tissue.[3,7]
Hipotesis Hemodinamik
Teori patofisiologi koarktasio aorta yang pertama ini menjelaskan bahwa perkembangan abnormal aorta terjadi karena penurunan aliran darah melalui bagian isthmus aorta selama perkembangan janin di uterus.[3,7]
Bagian isthmus aorta merupakan percabangan arteri subklavia sinistra dan ductus arteriosus. Lesi-lesi yang dapat menurunkan aliran darah melalui isthmus aorta ialah defek septum ventrikel atau obstruksi jantung kiri. Aliran darah embrionik yang abnormal atau obstruksi mengganggu perkembangan aorta, katup jantung, atau ruang (atrium atau ventrikel) jantung.[3,7]
Hipotesis Ectopic Ductal Tissue
Ekstensi jaringan duktus ke aorta menyebabkan penebalan segmen media dan intima aorta sehingga bermigrasi ke arah duktus ketika penutupan duktus aorta. Hal ini menyebabkan koarktasio aorta. Hipotesis ectopic ductal tissue ini didukung dengan fakta bahwa terjadi peningkatan aliran koarktasio pada bayi yang mendapatkan pengobatan prostaglandin E1 tanpa paten ductus arteriosus (PDA).[3,7]
Pemeriksaan patologi pasien koarktasio aorta kongenital menunjukkan hiperplasia tunika media dan intima pada lokasi koarktasio dan membentuk kerutan posterolateral yang mengelilingi lumen aorta. Terdapat pula temuan defek pada dinding aorta asendens pasien koarktasio aorta kongenital.[3,7]