Diagnosis Koarktasio Aorta
Diagnosis koarktasio aorta dapat diduga pada pasien dengan hipertensi sistemik terutama pada pasien dengan temuan perbedaan tekanan sistolik yang diukur pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Tekanan darah sistolik tinggi terukur pada ekstremitas atas (selalu di lengan kanan) sedangkan tekanan darah sistolik normal atau rendah terukur pada ekstremitas bawah (sering kali tungkai kiri). Keterlambatan denyut nadi (pulse delay) radialis-femoralis juga dapat menjadi dugaan diagnosis koarktasio aorta.[13]
Anamnesis
Pada anak dan orang dewasa kondisi koarktasio aorta sering ditemukan secara insidental.
Namun, beberapa gejala yang dapat ditemukan ketika melakukan anamnesis antara lain:
- Nyeri kepala (karena hipertensi)
- Gejala gagal jantung seperti dispneu, orthopneu, mudah lelah, dan edema
- Gejala lainnya yang mungkin dikeluhkan (kaki terasa dingin, kaki lelah, dan klaudikasio intermiten)[1,3]
Gejala koarktasio aorta pada bayi seringkali asimptomatis hingga ductus arteriosus menutup. Gejala koarktasio yang sering ditemukan pada bayi antara lain:
- Nafsu makan buruk
- Sesak napas
- Kebiruan, ekstremitas terasa dingin, dan tanda penurunan perfusi lainnya[4]
Pemeriksaan Fisik
Beberapa temuan pemeriksaan fisik yang mengarah kepada kondisi koarktasio aorta antara lain:
- Tidak ditemukan tanda hingga kondisi hipertensi menyebabkan kegagalan ventrikel kiri (LV)
- Tanda pendarahan otak dapat ditemukan namun jarang terjadi
- Denyut arteri kuat di leher dan suprasternal notch
- Hipertensi pada lengan, tetapi tekanan darah normal atau rendah pada kaki
- Pulsasi arteri femoralis tertunda atau lemah
- Murmur kontinu terdengar superior pada garis tengah di punggung atau di atas dada anterior kiri dapat terdengar. Ketika murmur kontinu ini ditemukan dalam pemeriksaan auskultasi maka temuan ini merupakan petunjuk untuk kondisi koarktasio aorta berat
- Regurgitasi aorta atau murmur stenosis akibat katup aorta bikuspid terkait mungkin dapat didengar
- Koarktasio berhubungan dengan sindrom Turner (kelainan kromosom seks [XO]); leher berselaput mungkin ditemukan pada pasien dengan koarktasio aorta[14,15]
Diagnosis Banding
Secara umum diagnosis banding koarktasio aorta merupakan kondisi yang dapat menimbulkan manifestasi gagal jantung atau syok. Diagnosis banding koarktasio aorta dijelaskan lebih detail pada tabel 1.[10,15]
Tabel 1. Diagnosis Banding Koarktasio Aorta
Diagnosis Banding | Fitur Klinis Pembeda |
Diseksi aorta |
|
Stenosis katup aorta |
|
Hipertensi esensial |
|
Kardiomiopati hipertrofik |
|
Aneurisma aorta torakalis |
|
Sumber: dr. Rifan, 2020.[10,15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk koarktasio aorta mencakup berbagai pemeriksaan pencitraan dan pemeriksaan elektrofisiologi jantung (elektrokardiografi). Diagnosis biasanya dikonfirmasi oleh pemeriksaan pencitraan seperti:
- Ekokardiogram untuk menilai anatomi arcus aorta, gradien tekanan, lesi terkait, hipertrofi dan fungsi ventrikel kiri
Magnetic resonance imaging (MRI) umumnya digunakan di pusat-pusat khusus untuk orang dewasa tetapi juga dapat digunakan pada neonatus dan anak-anak untuk mengkonfirmasi diagnosis
- Rontgen toraks dapat menunjukkan bentukan tulang rusuk, kongesti paru atau kardiomegali[14-16]
Elektrokardiografi dan Rontgen Toraks
EKG biasanya menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH). Radiografi toraks dapat menunjukkan scalloping bagian inferior dari tulang rusuk (rib notching) karena pembesaran arteri intercostal collateral. Dilatasi arteri subklavia kiri dan dilatasi aorta poststenotik bersamaan dengan pembesaran ventrikel kiri. Daerah koarktasio dan dilatasi poststenotik dari aorta desendens dapat menghasilkan tanda “3” di sepanjang bayangan aorta pada rogent toraks PA (lekukan pada “3” mewakili area koarktasio).[14,15]
EKG pada bayi seringkali normal, dengan kekuatan ventrikel kanan dominan, karena ventrikel kanan berfungsi sebagai ventrikel sistemik selama kehidupan janin. EKG pada anak yang lebih besar sering menunjukkan LVH. Bayi dengan koarktasio aorta dan disfungsi jantung terkait sering mengalami pembesaran jantung dan kongesti vena paru pada foto toraks.[9,16]
Anak-anak yang lebih besar mungkin memiliki ukuran ventrikel kiri normal tetapi menunjukkan tanda "3" (aorta menonjol pada bagian proksimal koarktasio, lekukan pada tingkat koarktasio, dan pelebaran poststenotik.[9,16]
Ekokardiografi
Ekokardiografi dua dimensi dapat secara langsung memvisualisasikan koarktasio, ukuran dan fungsi ventrikel. Aliran warna dan Doppler spektral menunjukkan aliran turbulen pada koarktasio dan dapat memperkirakan kecepatan melintasi obstruksi. aliran runoff diastolik muncul dengan obstruksi yang signifikan. Pada neonatus dengan PDA, pengembangan koarktasio di masa depan tidak dapat dikecualikan, karena penutupan PDA dapat menyempitkan jaringan aorta, menyebabkan koarktasio. Lesi obstruktif jantung kiri lainnya, seperti katup aorta bikuspid atau kelainan mitral, mungkin ditemukan pada pemeriksaan ekokardiografi.[13,15,16]
MRI dan CT-Scan
MRI dapat melokalisasi dan menentukan tingkat penyempitan dengan tingkat keakuratan yang tinggi dan memberikan perkiraan kehadiran aliran kolateral ke aorta distal. Dilatasi aneurisma dapat terlihat, dan evaluasi pasca operasi mungkin perludilakukan. Computed tomography (CT) angiography memberikan definisi anatomi yang sangat baik tetapi tidak dapat memberikan informasi fisiologis apa pun.[13,15,16]
Kateterisasi Jantung
Aortografi diperlukan hanya ketika diagnosis tidak cukup dikonfirmasi secara klinis atau anatomi tidak dapat sepenuhnya didefinisikan secara noninvasif. Penyakit koroner prematur sering terjadi, dan jika dicurigai secara klinis, arteriografi koroner harus dilakukan.[14,16]