Prognosis Koarktasio Aorta
Prognosis koarktasio aorta pada periode neonatal tanpa gagal jantung akan dapat melalui masa kanak-kanak dan remaja. Hipertensi sistemik sering terjadi, bahkan setelah koreksi koarktasio aorta berhasil, terutama pada pasien yang menjalani koreksi setelah usia 5 tahun. Komplikasi fatal (misalnya, ensefalopati hipertensi atau perdarahan intrakranial) jarang terjadi pada anak-anak. Endarteritis infektif jarang terjadi sebelum remaja tetapi dapat terjadi pada koarktasio yang diperbaiki maupun yang tidak.[14,16]
Komplikasi
Komplikasi koarktasio aorta yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak antara lain:
- Aritmia
- Polisitemia
- Trombosis serebral
- Gagal jantung
- Pecahnya aneurisma[3,13]
Selain itu, terdapat risiko 3,5% kejadian kumulatif endokarditis infektif 25 tahun setelah perbaikan koarktasio aorta.[3]
Sedangkan komplikasi koarktasio aorta pada pasien dewasa antara lain:
- Hipertrofi atau kegagalan ventrikel kiri
- Perdarahan intrakranial (dari aneurisma berry)
- Endokarditis infektif
- Diseksi aorta
- Penyakit arteri koroner[1,2]
Prognosis
Kelangsungan hidup jangka panjang berkurang meskipun perbaikan awal yang memadai. Kondisi ini mungkin terkait dengan koarktasio yang tidak dioperasi, tetapi biasanya terdeteksi dan diperbaiki pada masa kanak-kanak.
Penelitian kohort menunjukkan kelangsungan hidup 15 tahun dilaporkan pada 92% pasien setelah perbaikan koarktasio aorta usia < 21 tahun.[19] Penelitian lainnya menunjukkan bahwa perbaikan koarktasio pada masa kanak-kanak terkait dengan kelangsungan hidup jangka panjang yang lebih baik, tetapi morbiditas jangka panjang tetap sering ditemukan.[20] Perbaikan bedah sebelum usia 2 bulan terkait dengan tingkat reintervensi sebesar 24% pada pasien dengan koarktasio aorta terisolasi dan hipoplasia jantung sisi kiri.[21]
Angka kematian jantung pascabedah setelah usia 20 adalah sekitar 5% pada pasien dengan koarktasio terisolasi. Penyebab kematian kardiovaskular lambat termasuk penyakit arteri koroner, kematian mendadak, regurgitasi aorta, hipertensi dan gagal jantung, dan kecelakaan serebrovaskular. Sekitar 10% dari pasien memerlukan operasi kardiovaskular berikutnya, mayoritas untuk penggantian katup aorta. Insiden koarktasio aorta berulang yang membutuhkan pembedahan atau intervensi perkutan bervariasi secara signifikan tergantung pada teknik pembedahan dan bisa 16-60%, dengan tingkat rekurensi tertinggi yang umumnya terkait dengan operasi sebelumnya.[13]