Penatalaksanaan Penyakit Jantung Rematik
Penatalaksanaan penyakit jantung rematik terdiri dari profilaksis demam rematik berulang dan terapi definitif kelainan katup. Terapi diberikan secara medikamentosa, dan kadang diperlukan tindakan pembedahan.[21,26]
Medikamentosa
Terapi jantung rematik akut meliputi terapi untuk mengatasi gagal jantung sebagai komplikasi dari karditis, dan terapi untuk mengatasi infeksi Streptococcus A. Penggunaan antibiotik pada kasus demam rematik akut menggunakan obat golongan penisilin.
Jika pasien alergi terhadap penisilin maka golongan makrolida seperti eritromisin, dan golongan cephalosporin generasi ke-3, seperti cephalexin, dapat menjadi alternatif terapi.[21,26]
Obat Kardiovaskuler untuk Gagal Jantung
Obat untuk gagal jantung diberikan hingga gagal jantung terkontrol dan gejala karditis membaik. Obat yang dapat dipakai antara lain:
Furosemide: diberikan per oral atau intravena, dengan dosis dewasa 20‒40 mg/dosis 1‒2 kali/hari. Dosis anak 0,5‒1 mg/kgBB diberikan 2‒3 kali/hari, maksimum 6 mg/kgBB/hari atau 80 mg/hari.
Spironolakton: diberikan per oral, dosis dewasa 50‒100 mg per hari dibagi dalam 1‒2 dosis. Dosis anak 1‒3 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1‒2 dosis, maksimum 100‒200 mg/hari.
Enalapril: per oral pada pasien dewasa diberikan dosis awal sebesar 2,5 mg/hari, dilanjutkan dosis pemeliharaan 10‒20 mg/hari maksimum 40 mg/hari. Dosis untuk anak 0,1 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1‒2 dosis, tingkatkan perlahan setelah 2 minggu, maksimum 1 mg/kg/hari.
Digoxin: diberikan per oral dosis dewasa 125‒250 μg/hari. Untuk anak, dosis awal 15 μg/kgBB, kemudian setelah 6 jam 5 μg/kgBB, dilanjutkan dosis 3‒5 μg/kgBB/12 jam.[21,26]
Steroid
Pada kasus karditis berat, gagal jantung, dan perikarditis dengan efusi dapat diberikan obat golongan steroid selama 1‒2 minggu. Dapat diberikan prednison atau prednisolon dengan dosis 1‒2 mg/kgBB/hari. Jika diberikan lebih dari 1 minggu, turunkan dosis perlahan 20‒25% per minggu, maksimum 60 mg/hari.[21,26]
Antibiotik
Untuk terapi infeksi Streptococcus A dapat diberikan antibiotik sebagai berikut:
Penicillin benzathine: intramuskular, dosis 450mg (600.000 U) untuk pasien <30 kg, dan 900 mg (1.200.000 U) untuk ≥30 kg. Diberikan dosis tunggal.
- Phenoxymethylpenicillin: per oral, 2 kali/hari, selama 10 hari. Dosis dewasa 500 mg. Dosis anak 15 mg/kgBB, maksimal 500 mg/hari.
Penisilin V: per oral, diberikan selama 10 hari. Dosis pasien dengan berat <20 kg adalah 250 mg 2‒3 kali/hari, sedangkan ≥20 kg diberikan 500mg 2‒3 kali/hari.
- Eritromisin: per oral, diberikan selama 10 hari. Dosis sebesar 40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2‒3 dosis.
- Cephalexin: per oral, diberikan 2 kali/hari selama 10 hari. Dosis dewasa 500 mg, sedangkan anak 25 mg/kgBB.[21,26]
Pembedahan
Penyakit jantung rematik paling berdampak pada kondisi katup jantung. Katup jantung yang mengalami peradangan dan perubahan morfologi akan menjadi disfungsi katup. Pada kondisi kerusakan katup yang berat biasanya diperlukan intervensi melalui pembedahan, maupun intervensi perkutan.[25,26]
Stenosis Mitral
Indikasi intervensi pembedahan pada kondisi stenosis mitral adalah pada kasus berat dengan simptomatik. Dapat juga dilakukan pada kondisi stenosis mitral berat asimptomatik, dengan salah satu fitur peningkatan signifikan gradien transmitral, systolic pulmonary artery pressure (SPAP) >50 mmHg, onset atrial fibrilasi (AF) baru, atau stroke kardioemboli.[25,26]
Intervensi pembedahan yang dapat dipertimbangkan adalah percutaneous balloon mitral valvuloplasty, pembedahan mitral valvotomy, atau penggantian katup melalui pembedahan dengan katup mekanik atau bioprotese. Obat yang diberikan sebelum intervensi adalah beta blocker atau ivabradine untuk meredakan gejala, serta diuretik jika terdapat kongesti atau edema paru.[25,26]
Setelah penggantian katup mitral mekanik, diindikasikan untuk pemberian antikoagulan warfarin jika terdapat AF dan/atau risiko tinggi tromboembolisme, dengan target INR 2‒3. Pilihan antikoagulan lain adalah vitamin K antagonist.[25,26]
Regurgitasi Mitral
Regurgitasi mitral perlu diintervensi pembedahan pada kondisi berat simptomatik, atau asimptomatik dengan salah satu fitur left ventricular ejection fraction (LVEF) ≤60%, left ventricular end systolic diameter (LVESD) ≥45 mm, systolic pulmonary artery pressure (SPAP) >50 mmHg, atrial fibrilasi onset baru, atau anak dengan pembesaran ukuran jantung.[17,19,25,26]
Intervensi yang dilakukan adalah reparasi katup atau penggantian katup melalui pembedahan dengan katup mekanik atau bioprotese.[25,26]
Stenosis Aorta
Stenosis aorta perlu diintervensi pembedahan pada kondisi berat simptomatik, atau berat asimptomatik dengan salah satu fitur mean pressure gradient (PG) ≥40 mmHg, Vmax ≥4 meter/detik, valve area <1 cm2, LVEF <50 %, atau hasil exercise stress testing yang abnormal.[25,26]
Intervensi yang dapat dilakukan adalah penggantian katup secara pembedahan atau surgical aortic valve replacement (SAVR). Kemudian, dipasang implantasi katup melalui transkateter atau transcatheter aortic valve implantation (TAVI).[25,26]
Regurgitasi Aorta
Regurgitasi aorta perlu diintervensi pembedahan pada kondisi berat simptomatik, atau berat asimptomatik dengan salah satu fitur LVEF <50%, left ventricular end diastolic diameter (LVEDD) >70 mm, left ventricular end systolic diameter (LVESD) >50 mm, atau pada anak dengan pembesaran ukuran jantung.[25,26]
Intervensi yang dilakukan adalah reparasi katup aorta, atau penggantian katup dengan katup mekanik (bioproses) atau homograf.[25,26]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini