Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Brugada
Edukasi dan modifikasi gaya hidup penderita sindrom Brugada berperan penting dalam mencegah serangan aritmia dan henti jantung mendadak. Pasien perlu diberikan penjelasan mengenai kondisi jantungnya saat ini, penyebab, penatalaksanaan yang dibutuhkan, serta berbagai faktor risiko yang harus dihindari agar dapat mencegah komplikasi.[4,10]
Edukasi
Pasien dengan sindrom Brugada perlu diberikan edukasi untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Segera minum obat antipiretik bila mengalami demam, dan sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)
- Menghindari konsumsi alkohol dan pengggunaan ganja atau kokain
- Menghindari makan dalam porsi besar
- Menyampaikan riwayat sindrom Brugada yang diderita jika berobat ke dokter, sehingga dapat menghindari peresepan obat yang dapat mencetuskan serangan aritmia[4,10]
Tabel 2. Obat yang Dihindari pada Pasien Sindrom Brugada
Golongan | Nama Obat |
Antiaritmia | Ajmaline, Allapinin, Ethacizin, Flecainide, Pilsicainide, Procainamide, Propafenone |
Psikotropika | Amitriptilin, Clomipramine, Desipramine, Lithium, Loxapine, Nortriptyline, Oxcarbazepine, Trifluoperazine |
Anestesi / Analgetik | Bupivacaine, Procaine, Propofol |
Bahan kimia lainnya | Asetilkolin, Alkohol (overdosis), Ganja, Kokain, Ergonovine |
Sumber: Postema et al, 2009 [17]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kejadian henti jantung mendadak dapat dialami oleh pasien sindrom Brugada tanpa ada tanda bahaya sebelumnya. Keluarga atau orang terdekat pasien sebaiknya mengetahui cara pemberian bantuan hidup dasar atau resusitasi jantung paru. Bila mampu, disarankan keluarga untuk memiliki alat AED atau Automatic External Defibrillator.[1,10]