Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Sindrom Brugada general_alomedika 2024-02-19T11:56:44+07:00 2024-02-19T11:56:44+07:00
Sindrom Brugada
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Sindrom Brugada

Oleh :
dr.Daniel Budiono Sp JP
Share To Social Media:

Prognosis sindrom Brugada terkait dengan risiko mengalami serangan aritmia atau henti jantung mendadak. Sejak sindrom Brugada berhasil diidentifikasi pada tahun 1992, berbagai penelitian telah dilakukan untuk menentukan faktor risiko yang mencetuskan kejadian henti jantung mendadak di antaranya faktor usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, pola gambaran EKG, dan hasil uji elektrofisiologi.[1,9,10]

Komplikasi

Pasien yang terdiagnosa sindrom Brugada memiliki risiko mengalami serangan aritmia seperti ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi, serta henti jantung mendadak. Risiko rekurensi ventrikel fibrilasi atau henti jantung mendadak adalah 35% dalam 4 tahun, 44% dalam 7 tahun, dan 48% dalam 10 tahun.[2,4,5]

Pasien dengan riwayat pingsan/sinkop memiliki risiko sedang mengalami aritmia. Prevalensi henti jantung mendadak pada pasien sindrom Brugada dengan riwayat sinkop akibat aritmia berkisar 2,2%. Sementara pada pasien dengan riwayat sinkop yang tidak diakibatkan oleh aritmia sangat rendah, yaitu kurang dari 0,3% per tahun. Pasien yang asimtomatik memiliki risiko rendah mengalami henti jantung mendadak, yaitu sekitar 0,5% per tahun.[2,4,5]

.Pada pasien sindrom Brugada yang terpasang  Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD) dapat mengalami komplikasi inappropriate shocks atau kejutan listrik tidak seharusnya, malfunction lead, lead fracture, dan infeksi.[1,6,9,10]

Studi meta analisis mengulas berbagai penelitian terkait pemasangan ICD, melibatkan 6433 pasien yang telah terpasang ICD selama 3 bulan hingga 5,6 tahun. Kriteria eksklusi adalah penelitian pada pasien anak, kardiomiopati hipertrofik, penyakit jantung bawaan, serta pasien yang mendapatkan terapi resinkronisasi dan penggantian alat. Hasil studi menemukan total tingkat komplikasi sebesar 9,1%, termasuk perpindahan lead 3,1%, pneumotoraks 1,1%, hematoma 1,2%, infeksi 1,5%.[20]

Prognosis

Beberapa faktor yang dipercaya berperan dalam kejadian serangan aritmia pada pasien sindrom Brugada adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, pola gambaran EKG, dan hasil uji elektrofisiologi. [1,9,10]

Usia

Sindrom Brugada biasa terdiagnosis dalam dekade keempat kehidupan, jarang ditemukan pada anak-anak. Namun, anak yang terdiagnosa sindrom Brugada dan simtomatik akan memiliki prognosis yang buruk. Selain itu, sindrom Brugada jarang terdiagnosis pada lansia. Sindrom Brugada pada pasien berusia lebih dari 70 tahun memiliki prognosis lebih baik.[1,10]

Jenis kelamin

Sindrom Brugada lebih sering ditemukan pada laki-laki. Sindrom Brugada pada wanita memiliki manifestasi klinis yang jinak/benign, tanpa gejala, dan lebih sedikit ditemukan pola gambaran EKG tipe 1 spontan. Insidensi serangan aritmia 7 kali lebih sering ditemukan pada pasien laki-laki daripada wanita.[1,10]

Riwayat Keluarga

Beberapa data yang ada menunjukkan hasil yang berbeda mengenai prognosis sindrom Brugada berdasarkan riwayat keluarga. Studi oleh Kamakura et al menyebutkan bahwa memiliki riwayat keluarga henti jantung mendadak <45 tahun merupakan faktor risiko prognosis yang buruk. Studi oleh Delise et al menemukan bahwa riwayat keluarga mengalami henti jantung mendadak hanya memiliki nilai prognostik bila terdapat faktor risiko lainnya. Namun, hasil studi meta analisis tidak menemukan adanya hubungan riwayat keluarga mengalami henti jantung mendadak dengan risiko pasien mengalami henti jantung mendadak di masa mendatang.[1,9,10]

Genetik

Mutasi genetik berhasil ditemukan pada 20‒30% pasien sindrom Brugada. Namun, mutasi genetik yang teridentifikasi tidak terbukti memiliki hubungan dengan prognosis, terutama pada pasien asimtomatik.[1,9,10]

Pola Gambaran Elektrokardiografi (EKG)

Pasien dengan pola gambaran EKG tipe 1 spontan memiliki prognosis yang buruk, dengan risiko kejadian aritmia 4 kali lebih tinggi dibandingkan pada pasien dengan gambaran EKG tipe 1 pasca provokasi obat. Sedangkan pasien dengan pola gambaran EKG tipe 1 yang diinduksi demam memiliki insidensi aritmia sekitar 0,9% per tahun.[1,9]

Gambaran fragmentasi kompleks QRS pada pemeriksaan EKG merupakan faktor risiko serangan aritmia dan berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk. Sekitar satu dari tiga pasien sindrom Brugada asimtomatik memiliki gambaran fragmentasi kompleks QRS.[1,9]

Hasil Uji Elektrofisiologi

Nilai prognostik dari hasil uji elektrofisiologi masih kontroversial. Pasien sindrom Brugada asimtomatik yang tidak terinduksi aritmia ventrikel pada studi elektrofisiologi memiliki prognosis yang baik. Pasien Sindrom Brugada yang terinduksi aritmia ventrikel tidak berarti pasien tersebut pasti mengalami kejadian aritmia di masa mendatang, tetapi menunjukkan pasien tersebut memiliki risiko lebih tinggi mengalami aritmia ventrikel atau henti jantung mendadak.[1,9-12]

Referensi

1. Sieira J, Brugada P. Brugada Syndrome: Defining the Risk in Asymptomatic Patients. Arrhythmia & Electrophysiology Review:2016;5(3):164-9. DOI: 10.15420/aer.2016:22:3
2. Vutthikraivit W, Rattanawong P, Putthapiban P, et al. Worldwide prevalence of Brugada Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis. Acta Cardiol Sin:2018;34:267-77. DOI: 10.6515/ACS.201805_34(3).20180302B
4. Priori SG, Lundqvist CB, Mazzanti A, et al. 2015 ESC Guidelines for the management of patients with ventricular arrhythmias and the prevention of sudden cardiac death. European Heart Journal: 2015;36:2793-867.
5. Lamieux JE, Edelman ER, Strichartz GR, Lilly LS. Normal Cardiac Structure and Function. In: Lilly LS, eds. Pathophysiology of Heart Disease. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. p.1-25.
9. Takagi M, Shiojima I. Risk stratification in Brugada syndrome. Int J Heart Rhythm 2018;3:41-8.
10. Antzelevitch C, Yan GX, Ackerman MJ. J-Wave syndromes expert consensus conference report: Emerging concepts and gaps in knowledge. European Heart Journal: 2017; 19: 665-94.
11. Milman A. Age of First Arrhythmic Event in Brugada Syndrome. Circ Arrhythm Electrophysiol. 2017;10:e005222. DOI: 10.1161/CIRCEP.117.005222
12. Olgin JE, Tomaselli GF, Zipes DP. Ventricular Arrhythmias. In: Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Mann DL, Tommaselli, Braunwald E, editors. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 11th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019.p.753-71.
20. Ezzat VA, Lee V, Ahsan S, et alA systematic review of ICD complications in randomised controlled trials versus registries: is our ‘real-world’ data an underestimation?Open Heart 2015;2:e000198. doi: 10.1136/openhrt-2014-000198

Penatalaksanaan Sindrom Brugada
Edukasi dan Promosi Kesehatan Si...

Artikel Terkait

  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
Diskusi Terkait
dr. Riko Saputra
Dibalas 05 Maret 2019, 15:54
Bagaimana tatalaksana brugada syndrome?
Oleh: dr. Riko Saputra
7 Balasan
Alo dokter, mohon konsultasi jika menemukan pasien dengan brugada syndrome, tatalaksana apa yang harus diberikan?
dr. Willy
Dibalas 14 April 2018, 14:22
Perubahan EKG pada Pasien Pielonefritis
Oleh: dr. Willy
2 Balasan
Dear TS, Saat ini saya sedang menangani seorang pasien wanita 42 tahun, yang mengeluh demam dan berdebar-debar. OS terdiagnosa pielonefritis dan sedang...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.