Edukasi dan Promosi Kesehatan Ankle Sprain
Edukasi dan promosi kesehatan pada ankle sprain terutama diberikan mengenai tata laksana awal berupa protection, rest, ice, compression, dan elevation, serta pencegahan cedera kembali. Pasien juga perlu mengetahui tanda-tanda bahaya, misalnya deformitas tulang dan jari-jari kaki yang teraba dingin atau berwarna kebiruan. Jika ditemukan tanda-tanda bahaya, pasien perlu mencari pertolongan medis.
Edukasi Pasien
Dokter perlu mengedukasi pasien mengenai tata laksana awal yang dapat dilakukan jika pasien mengalami ankle sprain, di antaranya:
-
Protection, yaitu menggunakan alat protektif, seperti ankle brace
Rest, atau mengistirahatkan pergelangan kaki selama 72 jam pertama, kemudian memulai gerakan secara bertahap diawali dengan gerakan range of motion (ROM) yang tidak menyebabkan rasa nyeri
Ice, yaitu melakukan kompres es atau air dingin selama 15–20 menit, sebanyak 3 kali sehari
Compression, yang dapat dilakukan dengan menggunakan perban elastis untuk meminimalisir bengkak
Elevation, yaitu memposisikan pergelangan kaki lebih tinggi 15–25 cm di atas jantung[3–5]
Pasien juga perlu mengetahui tanda-tanda bahaya ankle sprain, antara lain sendi terasa tidak stabil atau jangkauan ROM melebihi batas normal, terdapat deformitas tulang, dan kaki masih tidak bisa digunakan untuk menahan beban setelah lebih dari 4 hari. Selain itu, jari-jari kaki dapat teraba dingin atau berwarna kebiruan. Sebaiknya, pasien menghubungi fasilitas kesehatan apabila terjadi salah satu tanda-tanda tersebut.[3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan untuk ankle sprain dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melakukan pemanasan sebelum aktivitas fisik atau olahraga, melakukan latihan kekuatan otot untuk menjaga stabilitas pergelangan kaki, menggunakan alas kaki yang sesuai dengan aktivitas, serta berhati-hati saat berjalan, berlari, atau bekerja pada permukaan yang tidak rata.
Pasien yang mengalami ankle sprain perlu mengikuti rehabilitasi fisik sebelum kembali melakukan berolahraga. Rehabilitasi berguna untuk mencegah cedera terulang kembali. Pasien yang tidak menyelesaikan rehabilitasi dapat mengalami kelemahan ligamen pergelangan kaki kembali. Rekurensi ankle sprain dapat membuat pasien berisiko mengalami osteoarthritis onset dini dan osteoporosis traumatik.[4,6,19]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra