Prognosis Ankle Sprain
Prognosis dari ankle sprain cukup baik, jika terjadi sebagai cedera tunggal dan mendapatkan tata laksana yang adekuat. Bila terjadi bersamaan dengan cedera traumatik lainnya, prognosis mungkin memburuk.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat ankle sprain adalah nyeri kronis, chronic ankle instability, defek osteokondral pada talus, cedera tendon peroneal, cedera neurovaskular, serta arthritis pada tibiotalar dan pantalar. Tindakan pembedahan pada ankle sprain juga berisiko menyebabkan komplikasi, seperti infeksi luka bekas operasi, distrofi otot, kerusakan persarafan, dan parestesia.[4,5]
Prognosis
Secara umum, ankle sprain yang terjadi sebagai cedera tunggal dan mendapatkan tata laksana yang adekuat memiliki prognosis baik. Sekitar 36–85% pasien ankle sprain mengalami kesembuhan total dalam waktu 2 minggu hingga 36 bulan. Rata-rata kesembuhan dicapai dalam 6 minggu. Komorbid pada pasien, misalnya diabetes mellitus atau arthritis dapat memperburuk prognosis.
Kepatuhan pasien dalam melakukan rehabilitasi juga memengaruhi prognosis. Pasien yang tidak menyelesaikan rehabilitasi berisiko mengalami chronic ankle instability. Hal ini disebabkan ligamen yang cedera dapat melemah kembali, sehingga pasien berisiko mengalami cedera lagi.
Rekurensi ankle sprain dapat terjadi pada sekitar 25–40% pasien. Setelah 1 tahun, risiko rekurensi akan menurun menjadi sama seperti saat cedera awal belum terjadi. Ankle sprain yang berulang dapat membuat pasien berisiko mengalami osteoarthritis onset dini dan osteoporosis traumatik.[3,4,19]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra