Prognosis Cedera Tersengat Listrik
Prognosis cedera tersengat listrik umumnya lebih baik pada cedera yang disebabkan oleh tegangan rendah, misalnya alat-alat elektronik rumah tangga dibanding tegangan tinggi, seperti akibat alat-alat elektronik industri. Terdapat beberapa komplikasi akibat cedera listrik, antara lain kerusakan dan nekrosis jaringan, dehidrasi, rhabdomyolysis, dan sindrom kompartemen.
Komplikasi
Komplikasi karena cedera tersengat listrik lebih banyak terjadi jika cedera disebabkan oleh tegangan tinggi. Kekuatan medan listrik yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan elektrokimia atau termal pada jaringan, koagulasi protein, nekrosis, hemolisis, trombosis, avulsi otot maupun dehidrasi.[1,2,5]
Dehidrasi terjadi akibat edema jaringan. Cedera tersengat listrik yang parah dapat menyebabkan rhabdomyolysis, mioglobinuria, dan gangguan elektrolit. Selain itu, risiko gagal ginjal akut meningkat pada pasien pasca cedera tersengat listrik.[2]
Cedera tersengat listrik juga dapat menimbulkan edema masif pada jaringan akibat trombosis, kongesti vaskular, dan pembengkakan otot. Hal tersebut dapat menyebabkan sindrom kompartemen.[2]
Pada sistem saraf dapat terjadi komplikasi jangka panjang berupa kejang, kerusakan sistem saraf perifer, delayed spinal cord syndromes, infark subakut, dan gangguan psikiatri, misalnya depresi atau perilaku agresif.[1]
Prognosis
Cedera listrik tegangan tinggi memiliki outcome yang lebih buruk dibandingkan dengan tegangan rendah. Lokasi cedera, luasnya cedera, serta keparahan yang terjadi menentukan prognosis pasien. Kematian akibat cedera listrik tegangan tinggi paling sering disebabkan oleh kegagalan organ multipel. Cedera listrik tegangan tinggi memiliki outcome yang lebih buruk dibandingkan dengan tegangan rendah.[1,2]
Perawatan di intensive care unit (ICU), resusitasi, dukungan nutrisi, dan teknik bedah yang sesuai dapat meningkatkan outcome pasien secara signifikan.[1,2]