Epidemiologi Dislokasi Bahu
Berdasarkan data epidemiologi, dislokasi bahu adalah jenis dislokasi sendi besar yang paling sering ditemukan di instalasi gawat darurat. Pasien dengan riwayat dislokasi bahu sebelumnya akan cenderung lebih mudah mengalami redislokasi karena jaringan sekitar bahu yang tidak sembuh sempurna atau menjadi lebih longgar akibat dislokasi pertama.[1,9]
Global
Pada sebuah kohort retrospektif di Amerika Serikat (AS), rasio insidensi 10 tahun dislokasi bahu pada tentara AS sekitar 3,13 per 1000 person-years dengan total 15.426 kasus dan persentase rekurensi 28,7%.[4]
Sebuah studi di Taiwan melaporkan insidensi tahunan dislokasi bahu sebesar 15,3 per 100.000 populasi. Studi di Oslo melaporkan insidensi dislokasi bahu sebesar 56,3 per 100.000 orang-tahun.[10,11]
Menurut berbagai studi, dislokasi paling sering dialami oleh jenis kelamin pria dengan usia produktif. Kelompok populasi ini juga merupakan kelompok yang paling sering mengalami redislokasi bahu.[16]
Indonesia
Belum ada pencatatan epidemiologi dislokasi bahu di Indonesia.
Mortalitas
Data mengenai mortalitas akibat dislokasi bahu masih sangat terbatas, akan tetapi sebuah studi mengaitkan mortalitas pasca dislokasi bahu dengan konsumsi alkohol berlebih. Hal ini karena konsumsi alkohol berlebih diperkirakan dapat mempengaruhi efek jangka dari trauma yang dialami pasien.[17]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri