Penatalaksanaan Dislokasi Bahu
Penatalaksanaan dislokasi bahu yang paling utama adalah reduksi dari sendi glenohumeral yang dilakukan pasca pemberian antinyeri pada sendi atau dengan sedasi, kemudian dilanjutkan dengan rehabilitasi.
Pembedahan dilakukan hanya pada kasus dislokasi dengan fraktur yang menjadi kontraindikasi reduksi tertutup, atau pada kasus instabilitas bahu rekuren terutama pada pasien berusia <25 tahun.[4,5,13,14]
Reduksi Bahu
Sebelum dilakukan reduksi, lakukan pencitraan lebih dahulu serta perhatikan adanya kontraindikasi reduksi bahu. Kontraindikasi dilakukannya reduksi bahu, antara lain pada kasus fraktur humerus dengan displacement atau multipel. Reduksi ditunda bila ada kecurigaan cedera arteri sehingga diperlukan angiografi lebih dulu.[3]
Anestesi Sebelum Reduksi Bahu
Reduksi bahu dapat diawali dengan pemberian antinyeri lokal yakni 10 ml lidocaine, atau prosedural sedasi (dengan fentanyl, midazolam, ketamine, atau propofol) disertai monitoring dengan kapnografi. Bila reduksi tidak bisa dicapai pada kondisi sedasi, dapat dilakukan anastesi umum.[4]
Teknik Reduksi Bahu
Berbagai teknik reduksi bahu yang sering dilakukan untuk dislokasi bahu anterior antara lain manipulasi scapula, teknik rotasi eksternal, teknik Stimson, dan teknik Milch.
Pada dislokasi bahu posterior, pasien dalam posisi supinasi. Dokter melakukan traksi pada humerus disertai rotasi internal dan eksternal sementara asisten melakukan penekanan caput humerus ke anterior.
Cara melakukan teknik reduksi dislokasi bahu selengkapnya dipaparkan di Tabel 2.[5]
Tabel 2. Berbagai Teknik Reduksi Bahu
Metode Reduksi Bahu | Cara |
Manipulasi Skapula | Pasien duduk dengan bahu kontralateral tetap bersandar. Dokter di belakang pasien menekan ujung skapula dengan ibu jari ke sisi medial dan mendorong acromion ke inferior dengan ibu jari lainnya, sementara asisten mentraksi lengan. |
Teknik Rotasi Eksternal | Pasien dalam posisi supinasi, siku fleksi 90 derajat. Dokter memegang siku dengan satu tangan dan pergelangan tangan dengan tangan lainnya. Perlahan lakukan rotasi eksternal untuk “menjatuhkan” lengan pasien ke sisi ranjang. Prosedur ditahan pada posisi di mana pasien berhenti karena nyeri agar otot berelaksasi lebih dulu. Setelah 5-10 menit posisi rotasi eksternal, reduksi terjadi, umumnya pada posisi 70-110o. Teknik ini tidak memerlukan asisten maupun sedasi. |
Teknik Stimson | Pasien berbaring pronasi dengan posisi lengan bergantung di ranjang (bisa dibantu dengan pasien memegang beban 2-6 kg). Dokter melakukan traksi longitudinal disertai rotasi internal atau eksternal. Teknik ini tidak memerlukan sedasi. |
Teknik Milch | Lengan dilakukan gerakan pasif abduksi dengan rotasi eksternal sementara ibu jari dokter di axilla menekan caput humerus. Teknik ini tidak memerlukan asisten maupun sedasi. |
Reduksi Bahu Posterior | Pasien dalam posisi supinasi. Dokter melakukan traksi pada humerus disertai rotasi internal dan eksternal sementara asisten melakukan penekanan caput humerus ke anterior. |
Teknik Hippocratic | Merupakan teknik tertua untuk dislokasi bahu anterior. Kaki dokter diletakan di axilla pasien kemudian dilakukan traksi longitudinal pada lengan, dapat disertai rotasi internal/eksternal. Teknik ini sudah tidak direkomendasikan karena risiko komplikasi yang tinggi. |
Sumber: dr. Alexandra, Alomedika, 2019.
Setelah reduksi bahu dilakukan, pasien dipasangkan arm sling (sekitar 1-3 minggu), cek kondisi neurovaskular distal lengan ipsilateral, lakukan pencitraan ulang, serta kontrol ke spesialis ortopedi.
Rehabilitasi
Selama lengan dipasangkan arm sling selama 1-3 minggu (1 minggu untuk pasien yang lebih tua karena risiko kekakuan bahu yang lebih tinggi dibandingkan pasien muda), pasien dianjurkan untuk tetap menggerakkan siku, pergelangan tangan, dan tangan. Setelah arm sling dilepas, pasien boleh menggerakan lengan (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal/eksternal) baik secara aktif maupun pasif, namun secara bertahap.
Target rehabilitasi ROM lengan pasif adalah sebagai berikut:
- ROM rotasi eksternal 30o dan fleksi 90o tercapai pada minggu ke-3
- ROM rotasi eksternal 40o dan fleksi 140o tercapai pada minggu ke-6
Setelah ROM lengan pasif tercapai dalam 6 minggu pertama, pasien dapat melatih ROM aktif, paling baik dengan berenang namun dapat juga dengan angkat beban karet untuk menguatkan rotator cuff. Semua latihan dilakukan bertahap dengan target ROM kembali seperti sedia kala dalam 6-8 minggu. Namun perlu diingat bahwa latihan angkat beban untuk menguatkan rotator cuff hanya boleh dilakukan setelah 3 bulan pasca dislokasi pada pasien muda karena risiko redislokasi yang tinggi.[4-6]
Pembedahan
Pada dasarnya, tatalaksana nonoperatif harus selalu diutamakan dibandingkan pembedahan. Penatalaksanaan bedah direkomendasikan pada kasus rekurensi instabilitas bahu (terutama pada pasien usia <25 tahun). Pembedahan dapat dilakukan secara artroskopik maupun operasi terbuka. Keduanya memiliki keberhasilan tinggi dengan rasio rekurensi antara 10-15%.
Bila terdapat dislokasi bahu disertai fraktur humerus atau fraktur multipel lainnya, penatalaksanaan pembedahan dilakukan untuk reduksi sekaligus reposisi fraktur.[13,14]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri