Epidemiologi Heat Stroke
Epidemiologi heat stroke sulit diketahui secara akurat, tetapi CDC melaporkan rata-rata mortalitas terkait panas di Amerika Serikat sebanyak 702 kematian/tahun, dari tahun 2004-2018. Di Indonesia sendiri, belum ada data insidensi heat stroke. Kematian akibat heat stroke lebih sering terjadi selama musim panas dengan gelombang panas yang berkepanjangan.[7,8]
Global
Data kesehatan terkait dampak panas ekstrem sulit dilakukan karena penyedia layanan kesehatan tidak diwajibkan untuk melaporkan morbiditas penyakit terkait panas. Di Amerika Serikat, dari tahun 2006 hingga 2010, setidaknya ada 3.332 kematian akibat serangan panas. Namun, angka-angka ini diyakini sebagian besar kurang dilaporkan.[7]
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari 2004‒2018, total kematian akibat paparan panas mencapai 10.527 korban (rata-rata 702 korban/tahun). Sekitar 90% kematian terjadi dari bulan Mei hingga September.[8]
Indonesia
Belum ada data mengenai kejadian heat stroke di Indonesia.
Mortalitas
Data angka mortalitas yang spesifik untuk heat stroke terbatas. Di Jepang, mortalitas terkait heat illness pada tahun 2011 mencapai 1.731 kematian. Pada tahun 2050, kematian terkait heat stroke diperkirakan dapat meningkat hingga 2,5 kali lipat dari baseline tahun 2013 (2000 kematian). Disfungsi pada sistem hematologi, kardiovaskular, neurologi, dan renal yang telah ada saat masuk rumah sakit berkaitan dengan mortalitas yang tinggi.[3,10]
Kematian berkorelasi dengan derajat peningkatan suhu tubuh, waktu untuk memulai pendinginan, dan jumlah sistem organ yang terpengaruh.[7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini