Epidemiologi Syok Neurogenik
Syok neurogenik secara epidemiologi paling sering diakibatkan oleh trauma tulang belakang. Sebesar 31% kejadian syok neurogenik disebabkan oleh trauma pada tulang C1-C5 dan sebesar 24% disebabkan oleh trauma pada tulang C6-C7.[7,15,17]
Global
Secara global, tercatat bahwa sekitar 50-90% pasien dengan trauma medula spinalis servikal mengalami syok neurogenik. Selain itu, trauma medula spinalis yang lebih proksimal lebih banyak memerlukan intervensi seperti agen vasoaktif dan pacemaker jantung.[7,15,17]
Empat penyebab tertinggi trauma medula spinalis adalah sebagai berikut:
- Kecelakaan kendaraan bermotor (40,4%)
- Jatuh (27,9%), paling sering terjadi pada usia >45 tahun
- Kekerasan (15%)
- Kecelakaan olahraga (8%)[2,4]
Di Amerika Serikat, syok neurogenik terjadi pada 19,3% trauma tulang belakang servikal dan 7% trauma tulang belakang torakal. Sebuah studi menemukan bahwa syok neurogenik terjadi pada 14,2% pasien dengan trauma tulang belakang yang terisolasi.[2,8]
Indonesia
Tidak ada data epidemiologi khusus syok neurogenik di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas syok neurogenik biasanya berhubungan dengan kerusakan medula spinalis yang parah. Studi mengenai kasus cedera medula spinalis tanpa syok neurogenik menunjukkan angka mortalitas sebesar 10%, jika syok neurogenik terjadi, angka mortalitas meningkat drastis menjadi 50%. Tingkat mortalitas akan meningkat pada pasien yang berusia >55 tahun.[4,18]