Edukasi dan Promosi Kesehatan Gastroschisis
Edukasi orang tua dengan bayi gastroschisis dilakukan lewat edukasi faktor yang mempengaruhi perkembangan janin serta perencanaan persalinan di fasilitas kesehatan tersier bila gastroschisis sudah dicurigai.
Konseling prenatal diberikan secara multidisiplin antara dokter spesialis kandungan, anak, dan bedah anak, membahas tentang tempat, waktu, dan metode persalinan. Selain itu, mengenai kemungkinan bayi memiliki anomali atau kelainan lain yang menyertai, serta komplikasi saat lahir maupun komplikasi pasca operasi.[5,16]
Edukasi
Konseling prenatal dimulai dengan dijelaskan pentingnya pemantauan ketat kehamilan, yaitu kontrol setiap 2 minggu sejak usia kehamilan 30 minggu, setiap minggu sejak usia kehamilan 34 minggu, dan dua kali seminggu sejak usia kehamilan 35 minggu sampai melahirkan.
Hal ini karena, gastroschisis meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada trimester tiga, seperti abnormalitas denyut jantung janin, oligohidramnion, polihidramnion, intrauterine growth restriction (IUGR), hingga bayi lahir mati.[6,16]
Konseling juga membahas mengenai waktu dan metode persalinan yang dipilih. Ibu dan keluarga perlu mendapatkan konseling mengenai efek jangka panjang terkait gastroschisis, di mana 95% bayi dapat bertahan hidup dengan fungsi fisik dan perkembangan yang normal, namun refluks gastroesofageal dan konstipasi sering terjadi. Oleh karena itu, harus mendapatkan pemantauan rutin.[6,16]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Gastroschisis tidak dapat dicegah. Akan tetapi, dapat dilakukan upaya untuk menekan kemungkinan terjadinya gastroschisis akibat faktor risiko, misalnya dengan edukasi calon ibu hamil.
Wanita usia subur harus diberi pengetahuan bahwa faktor risiko yang mungkin dapat menyebabkan gastroschisis adalah hamil pada usia muda, merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan yang bersifat vasoaktif seperti kokain, ibuprofen, aspirin, atau pseudoefedrin.[8,10,16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli