Penatalaksanaan Gastroschisis
Tujuan awal penatalaksanaan gastroschisis adalah stabilisasi hemodinamik dan mengembalikan usus ke cavum abdomen tanpa meningkatkan tekanan intraabdomen. Penatalaksanaan dibagi menjadi saat prenatal, perinatal, dan saat bayi lahir.
Bayi dengan diagnosis gastroschisis harus lahir di rumah sakit tersier yang memiliki fasilitas NICU dan bedah pediatrik. Resusitasi saat awal persalinan bertujuan untuk mencegah hilangnya cairan dan kondisi hipotermi akibat organ yang mengalami herniasi, selanjutnya adalah menutup defek dinding abdomen dengan tindakan operasi.[1,2,6,8]
Penatalaksanaan Prenatal
Saat gastroschisis sudah dapat teridentifikasi pada saat masa kehamilan, maka penatalaksanaan gastroschisis mencakup hal konseling prenatal kepada orang tua dan terapi terhadap janin. Beberapa pendekatan terapi telah diupayakan untuk memodifikasi lingkungan intrauterin, sehingga janin tetap berada dalam kondisi optimal, terutama saluran pencernaannya.
Beberapa pendekatan terapi yang dapat dilakukan adalah amnioinfusion, intraamniotic furosemide diuresis, dan amniotic fluid exchange. Terapi tersebut memberikan efek dilusi sehingga dapat menurunkan reaksi peradangan yang terjadi dan mengurangi efek oligohidramnion yang sering terjadi pada kasus gastroschisis. Akan tetapi, pilihan ini belum dijadikan standar terapi pada kasus gastroschisis.[6,8,16]
Penatalaksanaan Perinatal
Penatalaksanaan gastroschisis semasa perinatal mencakup tempat dan waktu persalinan dan cara persalinan yang akan digunakan.
Tempat Persalinan
Pada kasus gastroschisis yang sudah terdiagnosis pada masa prenatal harus menjalani persalinan di fasilitas kesehatan yang memiliki neonatal intensive care unit (NICU) dan bedah pediatrik. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus yang tidak terdeteksi saat masa prenatal, maka fasilitas kesehatan harus memiliki modalitas transportasi yang memadai.[6,8]
Waktu Persalinan
Meskipun masih kontroversial, beberapa studi menyatakan bahwa waktu persalinan yang baik adalah 38 minggu. Persalinan yang lebih cepat berhubungan dengan peningkatan durasi birth timing on time to full enteral feeds (ENT), length of hospital stay (LOS), dan sepsis.
Konsensus saat ini menyatakan bahwa kesehatan janin menjadi prioritas utama dalam menentukan waktu persalinan, dibandingkan dengan pertimbangan mengenai kemungkinan cedera pada saluran pencernaan akibat terpapar oleh cairan amnion.[6,16,26,27]
Cara Persalinan
Pemilihan metode persalinan antara sectio caesarea atau pervaginam masih dalam perdebatan. Terdapat studi yang menyebutkan sectio caesarea nampaknya tidak memberikan manfaat lebih baik untuk bayi maupun ibu, sehingga rute persalinan tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan indikasi obstetri.[2,6,8]
Penatalaksanaan Neonatus
Tata laksana ditujukan pada pencegahan hilangnya cairan dan regulasi suhu, karena bayi berisiko tinggi mengalami hipotermi dan kehilangan cairan akibat tereksposnya organ viseral. Setelah resusitasi awal dan penempatan bayi pada lingkungan dengan suhu netral, berikut merupakan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan:
- Penilaian terhadap organ yang mengalami herniasi. Bila terdapat iskemia atau infark, dibutuhkan segera tindakan operasi untuk memperlebar defek abdomen
- Bila tidak terdapat tanda iskemia atau infark, bagian organ abdomen yang terekspos segera ditutup dengan silastic bowel bag untuk membatasi penguapan (evaporasi) dan heat loss dari organ viscera yang terlibat pada gastroschisis, sehingga mencegah kehilangan cairan dan hipotermia
- Pemberian segera cairan intravena dengan cairan isotonik, seperti normal saline atau ringer laktat, sebanyak 120–150 mL/kgBB/hari untuk mengganti cairan yang hilang, selama mukosa usus masih terekspos
- Manipulasi minimal terhadap organ yang terekspos untuk mencegah gangguan aliran darah
Pemasangan nasogastric tube (NGT) atau orogastric tube (OGT) untuk dekompresi Iambung dan saluran pencernaan
- Pemberian antibiotik profilaksis tanpa bukti kultur yang memadai tidak direkomendasikan
- Bayi diposisikan right side down untuk menurunkan tegangan, mencegah kinking pada pembuluh darah mesenterika, dan memaksimalkan aliran darah ke usus[1,2,6,8]
Early Enteral Feeding
Pemberian early enteral feeding dapat memperbaiki outcome dengan mempersingkat waktu rawat inap, durasi pemberian nutrisi parenteral total, dan komplikasi infeksi. Pemberian nutrisi enteral dini ini dapat menstimulasi maturasi sel mukosa usus, aktivasi enzimatik, dan pembaruan vili usus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lemoine et al, menemukan bahwa inisiasi pemberian nutrisi enteral dini pada bayi gastroschisis dapat menurunkan insidens sepsis dan lama perawatan di rumah sakit.[17]
Tidak banyak penelitian yang menjelaskan mengenai kapan waktu yang tepat dalam pemberian nutrisi enteral dini. Pada studi retrospektif oleh Aljahdali et al, didapatkan bahwa pemberian nutrisi enteral dini memberikan manfaat paling baik bila diberikan pada saat 8–14 hari pasca operasi.
Manfaat yang diperoleh antara lain durasi yang lebih singkat pemberian nutrisi parenteral dan lama perawatan di rumah sakit, serta komplikasi infeksi yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan nutrisi enteral dini saat >14 hari pasca operasi.[18]
Operasi
Tujuan utama operasi gastroschisis adalah untuk menutup defek abdomen tanpa gangguan respirasi, gangguan hemodinamik, serta kerusakan struktur maupun fungsi pada saluran pencernaan. Metode operasi pada gastroschisis antara lain primary reduction atau staged reduction.
Primary Reduction:
Primary reduction dipilih bila organ yang mengalami herniasi dapat ditempatkan kembali ke dalam cavum abdomen dengan aman, tanpa menyebabkan peningkatan berlebih tekanan intraabdomen. Reduksi organ ini dapat dilakukan secara bedside di ruang NICU, atau di ruang operasi.[15,19]
Penutupan langsung fascia dengan menggunakan teknik jahit perlu dilakukan di ruang operasi, sedangkan penundaan penutupan fascia dengan teknik sutureless, dapat dilakukan di NICU.
Pada saat prosedur primary reduction, diperlukan pemantauan ketat terhadap tekanan intragastrik dan kandung kemih bayi, untuk memastikan bahwa penutupan defek tidak menyebabkan sindrom kompartemen abdomen.[15,19]
Staged Reduction:
Metode staged reduction diawali dengan pemasangan silo untuk menutup gastroschisis, sambil menunggu reduksi usus yang mengalami herniasi baru kemudian dilakukan operasi penutupan dinding abdomen. Silo dapat terbuat dari silastik yang dijahit secara sirkumferensial pada tepi fascia defek gastroschisis, atau dapat menggunakan ring yang dimasukkan ke dalam abdomen.
Saat silo sudah terpasang, usus yang mengalami herniasi secara bertahap tereduksi dan masuk ke dalam cavum abdomen selama beberapa hari akibat gaya gravitasi atau tekanan eksternal. Selanjutnya, penutupan fascia dilakukan setelah hampir seluruh organ tereduksi ke dalam kavitas abdomen. Pada prosedur ini juga perlu dipantau tekanan intraabdomen.[15,19]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli