Prognosis Gastroschisis
Prognosis gastroschisis pada umumnya baik dengan tingkat mortalitas 5–10%. Prognosis dipengaruhi oleh komplikasi gastroschisis maupun efek samping yang timbul pasca operasi, dan usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Semakin preterm usia kehamilan maka akan semakin banyak komplikasi yang dapat terjadi.
Komplikasi
Gastroschisis dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti abnormalitas denyut jantung janin, oligohidramnion, polihidramnion, intrauterine growth restriction (IUGR), persalinan prematur, bahkan bayi lahir mati (stillbirth).
Oligohidramnion atau Polihidramnion
Oligohidramnion ditemukan 60% pada kasus gastroschisis, akibat hilangnya protein dan cairan dalam uterus. Sedangkan polihidramnion disebabkan karena obstruksi atau penurunan motilitas saluran pencernaan pada janin gastroschisis.
Temuan polihidramnion disertai dilatasi saluran pencernaan pada gastroschisis diketahui memiliki risiko 5 kali lebih besar memiliki kelainan lain, yaitu atresia intestinal.[1,8,20]
Restriksi Pertumbuhan Intrauterin
Bayi dengan gastroschisis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami intrauterine growth restriction (IUGR). Pada sebuah penelitian oleh Mirza et al, didapatkan bahwa 36% bayi dengan gastroschisis mengalami IUGR.
Salah satu penyebab IUGR pada gastroschisis, yaitu kehilangan nutrisi sekunder akibat hilangnya protein ke dalam kavitas amnion. Adanya IUGR dapat dideteksi dengan menggunakan USG saat penilaian sirkumferensial abdomen dan kepala, serta diameter biparietal. Perlu di ingat bahwa, pada kasus gastroschisis terjadi penurunan lingkar perut.[1,21]
Persalinan Preterm
Bayi dengan gastroschisis berisiko mengalami persalinan prematur. Berdasarkan studi kohort retrospektif oleh Baer et al, didapatkan bahwa bayi dengan gastroschisis memiliki risiko 10 kali lebih besar mengalami persalinan pada usia kehamilan <34 minggu.
Selain itu, juga berisiko 16,7 kali lebih besar mengalami persalinan saat usia kehamilan 34–36 minggu. Persalinan prematur ini mungkin disebabkan karena kehamilan saat usia muda, kondisi polihidramnion atau oligohidramnion, serta mungkin disebabkan mediator inflamasi yang menyebabkan perivaskulitis, sehingga menginduksi persalinan prematur.[1,22]
Bayi Lahir Mati
Kejadian bayi lahir mati atau stillbirth pada gastroschisis berkisar antara 9,8–12,5%. Pada sebuah studi kohort retrospektif oleh Sparks et al, diperoleh kejadian stillbirth pada gastroschisis berbeda–beda berdasarkan usia gestasi.
Risiko stillbirth adalah 1,1–5,5 per 1.000 kehamilan sampai dengan usia kehamilan 35 minggu, dan meningkat hingga 13,9 per 1.000 kehamilan saat usia kehamilan 39 minggu. Mekanisme yang berperan dalam menyebabkan kejadian stillbirth pada gastroschisis adalah inflamasi yang dimediasi oleh sitokin.[1,23]
Komplikasi Tindakan Operasi
Beberapa komplikasi yang dapat timbul setelah operasi, antara lain:
- Iskemia maupun infark intestinal
- Fistula enterokutaneus, perforasi intestinal, short bowel syndrome, maupun obstruksi usus halus
- Enterokolitis nekrotikans
Atresia/stenosis intestinal
Jaundice kolestatik
- Disfungsi intestinal berkepanjangan
Sepsis maupun infeksi, serta infeksi pada jalur vena sentral
- Iskemia renal[1,6]
Prognosis
Prognosis gastroschisis berhubungan dengan mortalitas pada 5–10% kasus. Umumnya, gastroschisis memiliki outcome jangka panjang yang baik. Sebagian besar pasien akan memiliki fungsi saluran pencernaan dan perkembangan yang normal.
Meskipun risiko malrotasi intestinal cukup tinggi, tetapi kejadian volvulus di kemudian hari sangat rendah. Hal ini mungkin disebabkan adanya adhesi intrabdominal akibat proses reduksi dan penutupan defek, sehingga usus sulit untuk terpuntir.[1,13]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli