Prognosis Intoleransi Makanan
Pada umumnya, prognosis intoleransi makanan cukup baik. Intoleransi makanan tidak menyebabkan reaksi yang dapat mengancam jiwa. Komplikasi yang dapat terjadi berkaitan dengan gejala-gejala gastrointestinal yang terjadi, yakni dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat diare.[1,3]
Komplikasi
Intoleransi makanan jarang mengalami komplikasi yang mengancam jiwa dan serius. Komplikasi yang timbul biasanya disebabkan diare yang berkepanjangan, seperti dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Potensi komplikasi lain adalah malnutrisi akibat restriksi diet yang berlebihan dan berkepanjangan. Oleh sebab itu, dalam penanganan intoleransi makanan, pastikan untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi agar restriksi diet tidak menyebabkan gangguan nutrisi.[1,3]
Prognosis
Prognosis intoleransi makanan cukup baik. Dibandingkan dengan alergi makanan, intoleransi makanan memiliki prognosis yang lebih baik karena lebih tidak mengancam nyawa. Hal yang perlu diperhatikan pada intoleransi makanan adalah terkait malnutrisi yang dapat terjadi.[1,2]
Sebagai contoh, makanan dengan kandungan FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols) tinggi biasanya mengandung prebiotik. Oleh karena itu, berkurangnya asupan FODMAP dapat mengakibatkan berkurangnya bakteri secara keseluruhan, Bifidobacteria, dan Faecalibacterium prausnitzii.
Selain itu, diet rendah produk susu dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap nutrisi seseorang. Produk susu merupakan sumber protein, kalsium, magnesium, potasium, seng, dan vitamin D.[1,3,24]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta