Epidemiologi Nokturnal Enuresis
Data epidemiologi menunjukkan nokturnal enuresis atau nocturnal enuresis lebih umum terjadi pada anak-anak usia dini dan akan menurun seiring dengan bertambahnya usia anak. Prevalensi dari nokturnal enuresis atau ngompol menurun sekitar 14% setiap tahun pertambahan usia.[1-3]
Global
Pada anak usia 6‒12 tahun di seluruh dunia, prevalensi enuresis berkisar 1,4 hingga 28%. Studi pada anak-anak usia sekolah di Spanyol menunjukkan prevalensi nokturnal enuresis sebanyak 7,8%.
Sementara itu, prevalensi enuresis pada anak-anak usia 5‒12 tahun di Cina dilaporkan 3,99%, dengan prevalensi tertinggi pada usia 5 tahun. Prevalensi di India dilaporkan sebesar 7,61‒16,3% dengan prevalensi tertinggi pada anak usia 5‒8 tahun.[15-17]
Nokturnal enuresis primer lebih umum terjadi dibandingkan enuresis sekunder. Prevalensinya juga dilaporkan lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 3:1.[3,11,17-19]
Indonesia
Nokturnal enuresis merupakan salah satu masalah urologi pada anak-anak yang umum di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 2,3%. Studi deskriptif menunjukkan bahwa tiap dokter spesialis urologi di Indonesia dapat menangani 1‒5 kasus nokturnal enuresis per bulan, sehingga terdapat 12‒60 kasus per tahunnya yang ditemukan oleh tiap dokter spesialis urologi.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 30% anak usia 4 tahun dan 10% anak usia 6 tahun yang tidak terbiasa ke kamar mandi di malam hari.[20,21]
Mortalitas
Kondisi nokturnal enuresis tidak menyebabkan kematian. Namun, kondisi ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup anak dan keluarga, misalnya tidak percaya diri, stress, gangguan emosi, bahkan gangguan mood.[1,3,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini