Penatalaksanaan Nokturnal Enuresis
Penatalaksanaan nokturnal enuresis atau nocturnal enuresis bertujuan untuk mengurangi frekuensi enuresis atau ngompol, mengurangi dampak enuresis pada anak dan keluarga, serta menghindari terjadinya enuresis yang rekuren. Tata laksana primer dari nokturnal enuresis adalah modifikasi perilaku.[1,4,22]
Terapi yang terbukti efektif untuk enuresis adalah terapi alarm dan farmakologi desmopressin asetat atau imipramine. Penggunaan kalender yang mencatat malam tanpa dan dengan enuresis dapat bermanfaat untuk memantau efikasi terapi.[4,22]
Modifikasi Perilaku
Penatalaksanaan primer dari nokturnal enuresis adalah modifikasi perilaku seperti terapi motivasional, perubahan kebiasaan, dan hipnoterapi. Anak dengan nokturnal enuresis perlu diberikan perhatian dan kasih sayang, bukan hukuman dari orang tuanya.
Beberapa kebiasaan yang dapat dilatih pada anak antara lain membangunkan anak beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil, mengajak anak untuk buang air kecil sebelum tidur, serta membiasakan anak untuk buang air kecil secara teratur 2‒3 kali di siang hari sehingga anak tidak terbiasa menahan diri untuk ke toilet.
Sebaiknya anak menghindari minum air dalam jumlah yang banyak sekitar 1‒2 jam sebelum tidur dan menghindari asupan makanan yang kaya protein dan garam di malam hari. Makanan lain yang sebaiknya dihindari adalah makanan dengan kandungan gula tinggi dan minuman yang tinggi kafein.
Beberapa ahli menyarankan jadwal minum berikut:
- Pagi hari (7 pagi ‒ 12 siang): minum 40% dari total asupan cairan harian
- Sore hari (12 siang ‒ 5 sore): minum 40% dari total asupan cairan harian
- Malam hari (>5 sore): minum 20% dari total asupan cairan harian[4,5]
Terapi motivasional meliputi menenangkan anak, memberikan dukungan emosional, menghilangkan rasa bersalah, dan memberikan penghargaan apabila sang anak berhasil melewati malam tanpa enuresis. Untuk menghindari bau akibat kencing, dapat digunakan sprei yang tahan air.
Orang tua dan keluarga perlu diberikan penjelasan bahwa enuresis bukan merupakan sesuatu hal yang memalukan, malah sebaliknya, enuresis dapat mengalami resolusi bila anak mendapatkan dukungan penuh dari orang tua.[4,5,17]
Terapi Alarm
Terapi alarm merupakan penatalaksanaan yang paling efektif dalam menangani kasus nokturnal enuresis. Terapi alarm umumnya dilakukan apabila modifikasi perilaku tidak berhasil pada kasus enuresis. Tingkat kesuksesan dari terapi ini mencapai 66‒70%.
Terapi alarm merupakan suatu metode dengan menggunakan alat sensor yang dipasangkan di celana dalam atau piyama anak, disertai dengan alarm yang ada di samping tempat tidur. Sensor dari alat akan teraktivasi ketika enuresis terjadi dan alarm akan membantu anak untuk bangun dari tidurnya. Ketika alarm berbunyi, orang tua juga dapat membantu anaknya untuk bangun dan mengajaknya ke toilet untuk buang air kecil.
Terapi alarm membutuhkan waktu sekitar 6‒16 minggu dan dapat dilanjutkan hingga 1 bulan setelah enuresis berhenti. Evaluasi perlu dilakukan pada 6-8 minggu penggunaan terapi alarm.
Kondisi relaps dapat terjadi pada 29--66% kasus. Terapi alarm dapat dikatakan gagal dan dapat dihentikan apabila anak tetap mengalami enuresis setelah menjalani minimal 3 bulan terapi alarm. Jika terapi alarm tidak berhasil, terapi farmakologi desmopressin dapat dipertimbangkan.[2,4,17]
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi diberikan ketika kasus nokturnal enuresis tidak berhasil ditangani dengan modifikasi perilaku dan terapi alarm. Terapi farmakologi dapat mengurangi frekuensi enuresis dan menghentikan untuk sementara hingga resolusi spontan terjadi. Farmakologi yang umum diberikan untuk kasus nokturnal enuresis antara lain desmopressin, oxybutynin, dan imipramine.[2-4,17]
Desmopressin
Desmopressin adalah analog sintetik dari arginin vasopressin yang digunakan untuk mengurangi produksi urine di malam hari. Pemberian desmopressin adalah:
- Diberikan 30‒60 menit sebelum tidur dan dapat bertahan 8‒10 jam
- Dosis 0,2 mg tablet atau 120 μg tablet salut
- Bila belum efektif setelah 14 hari, dosis ditingkatkan hingga 0,4 mg tablet atau 140 μg tablet salut
- Terapi dapat dilanjutkan hingga 3 bulan bila berhasil
Efek samping desmopressin jarang terjadi sehingga relatif aman untuk dikonsumsi. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah intoksikasi air dan hiponatremia, dengan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, hingga kejang.[2-4,17]
Oxybutynin
Obat antikolinergik seperti oxybutynin dapat membantu enuresis dengan mengurangi kontraksi detrusor dan memperbesar kapasitas fungsional kandung kemih. Oxybutynin dapat diberikan pada dosis 2,5‒5 mg sebelum tidur.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah mulut kering, konstipasi, perubahan mood, dan penglihatan kabur. Terapi kombinasi antikolinergik dengan desmopressin dapat memberikan efek yang lebih cepat jika dibandingkan dengan terapi desmopressin saja.[2-4,17]
Imipramine
Imipramine merupakan salah satu obat dengan efek antikolinergik, antispasmodik, dan efek anestesi lokal. Pemberian imipramine efektif pada 40% kasus enuresis, tetapi dapat menyebabkan kasus relaps yang cukup sering setelah penghentian obat.
Dosis pemberian imipramine adalah:
- Dosis 25 mg diberikan 1‒2 jam sebelum tidur
- Dosis lebih tinggi (50‒75 mg) dapat diberikan pada anak usia >8 tahun hingga remaja
Efek samping yang mungkin terjadi adalah iritabilitas, konstipasi, penurunan nafsu makan. Overdosis obat imipramine dapat menyebabkan efek letal seperti aritmia, toksisitas hati, hingga depresi sistem saraf pusat.[2-4,17]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini