Epidemiologi Sindrom Asperger
Sindrom Asperger atau autistic spectrum disorder tanpa disabilitas intelektual belum memiliki data epidemiologi secara khusus. Namun, diperkirakan sindrom Asperger terjadi pada 2-7 dari 1.000 populasi.[3]
Global
Saat ini, sindrom Asperger telah dimasukkan dalam kelompok besar autistic spectrum disorder (ASD). Prevalensi sindrom Asperger secara khusus tidak begitu jelas, namun diperkirakan ada dalam rentang 2-7 dari 1.000 populasi.
Sementara itu, berbagai studi berbeda telah menunjukkan tren peningkatan prevalensi ASD secara umum. Di Amerika Serikat, prevalensi ASD diperkirakan sebesar 11,3 dari 1.000 populasi.
ASD dilaporkan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita, dengan perbandingan mencapai 4:1. Pasien dengan ASD juga cenderung memiliki komorbiditas neuropsikiatri lainnya, seperti disabilitas intelektual, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan tic, epilepsi, ansietas, depresi, dan gangguan bipolar.[3]
Indonesia
Belum ada laporan mengenai prevalensi sindrom Asperger di Indonesia. Namun, sebuah penelitian di RSJ Soeharto Herdjan menemukan bahwa 2 dari 511 anak dengan autisme di sana adalah pasien dengan sindrom Asperger.[10]
Mortalitas
Sindrom Asperger tidak dihubungkan langsung dengan kematian. Akan tetapi, penderita sindrom Asperger dilaporkan banyak mengalami gejala-gejala cemas dan depresi.[16]