Patofisiologi Sindrom Reye
Patofisiologi sindrom Reye belum diketahui secara pasti tetapi diduga berkaitan dengan kerusakan mitokondria akibat infeksi virus. Kerusakan ini menyebabkan gangguan metabolisme asam lemak, terutama pada pasien yang mengonsumsi toksin mitokondria (seperti salisilat dalam aspirin) dan pada pasien yang memiliki kelainan metabolisme asam lemak bawaan atau kelainan mitokondria bawaan.[1,2]
Manifestasi klinis neurologis sindrom Reye diduga terjadi akibat disfungsi mitokondria hepar yang kemudian menyebabkan hiperamonia. Level amonia yang tinggi dapat menyebabkan edema astrosit, sehingga terjadi edema serebral difus yang diikuti dengan peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan yang dapat terjadi meliputi edema astrosit, kehilangan neuron, pembengkakan dan penurunan jumlah mitokondria.[1,2]
Pengaruh Asam Asetilsalisilat terhadap Mitokondria Hepatosit
Asam asetilsalisilat (aspirin) merupakan agen analgesik dan antiplatelet yang telah digunakan secara luas. Pada level molekuler, asam asetilsalisilat meningkatkan stress oksidatif sehingga dapat mengganggu fungsi mitokondria. Asam asetilsalisilat diketahui dapat memicu apoptosis sel hepatosit walaupun dengan kadar subtoksik (1–5 mmol/L). Obat ini menginhibisi antiapoptotic nuclear factor kappa-light-chain-enhancer dari sel B yang aktif (NF-kB).
Asam asetilsalisilat juga menyebabkan kematian sel hepatosit melalui jalur apoptosis yang berkaitan dengan mitochondrial permeability transition (MPT), di mana terjadi kegagalan fosforilasi oksidatif yang menyebabkan peningkatan produksi asetil CoA dan penurunan free coenzyme A. Hal ini akan menyebabkan hiperamonia dan hipoglikemia pada pasien.[5,6]
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis aspirin >45 mg/kg meningkatkan risiko sindrom Reye hingga 20 kali lipat. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kadar salisilat sebesar 150 µg/mL dikaitkan dengan defisit neurologis dan mortalitas, sedangkan kadar salisilat 100 µg/mL tidak dikaitkan dengan defisit neurologis. Hal ini menunjukkan bahwa dosis salisilat yang tinggi dapat memperburuk sindrom Reye yang dialami. Pada anak-anak, mekanisme kompensasi terhadap acid stress tidak seefektif orang dewasa sehingga gangguan sistem saraf pusat tampak nyata.[3,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini