Prognosis Sindrom Reye
Prognosis sindrom Reye akan tergantung pada deteksi dini dan terapi agresif yang diberikan. Penyakit ini berpotensi fatal, tetapi kematian umumnya dapat dihindari bila edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial dicegah. Pada pasien yang dapat bertahan, resolusi yang sempurna terjadi pada ⅔ kasus. Namun, pada pasien dengan peningkatan kadar amonia, ada kecenderungan mengalami defisit neurologis sisa.[1]
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin muncul pada sindrom Reye adalah status epileptikus, herniasi otak, pneumonia aspirasi, gagal napas akut, aritmia, infark miokard, gagal jantung, perdarahan saluran cerna, pankreatitis, gagal ginjal akut, sepsis hingga kematian.[2]
Prognosis
Prognosis sindrom Reye tergantung pada pencegahan peningkatan tekanan intrakranial dan edema otak, sehingga angka kematian dapat ditekan. Pada anak yang dapat melewati fase kritis, pemulihan yang baik terjadi pada ⅔ kasus. Angka mortalitas pasien sindrom Reye tergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Usia <5 tahun (meningkatkan risiko kematian hingga 1,8 kali)
- Progresivitas penyakit yang cepat, di mana angka kematian pada sindrom Reye derajat 0 adalah 18% tetapi meningkat drastis di atas derajat 3 dan mencapai 90% pada derajat 5
Central venous pressure (CVP) <6 mmH2O
- Kadar amonia >45 µg/dL atau 26 µg/L (meningkatkan risiko kematian hingga 3,4 kali)
- Kadar glukosa <60 mg/dL
- Hipoproteinemia tidak responsif terhadap pemberian terapi fresh frozen plasma maupun vitamin K
- Riwayat diare[1,2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini