Prognosis Fraktur Mandibula
Prognosis fraktur mandibula yang tidak disertai dengan cedera pada bagian tubuh lain terbilang baik. Pasien yang mendapatkan penanganan dalam 3 hari pertama pasca trauma memiliki risiko infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang mendapatkan penanganan lebih dari 3 hari. Akan tetapi prognosis menjadi buruk bila terdapat komorbid sistemik dan kebiasaan konsumsi alkohol serta rokok.[18,21]
Komplikasi
Komplikasi fraktur mandibula yang paling sering adalah infeksi, osteomyelitis, nonunion, malunion, dan wound dehiscence (luka yang kembali terbuka setelah dijahit secara primer). Komplikasi dapat meningkat pada pasien yang merokok, penyalahgunaan penggunaan zat, atau memiliki penyakit komorbid, seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol dan kondisi imunosupresi.[21]
Komplikasi nonunion paling sering terjadi pada fraktur area corpus dengan stabilisasi yang inadekuat, atau pada fraktur multipel. Sedangkan dari segi fungsi mandibula, maloklusi merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, baik karena tidak dilakukannya penanganan, atau pun karena teknik penanganan yang kurang tepat dalam stabilisasi fragmen fraktur.[18,21]
Prognosis
Prognosis fraktur mandibula secara umum baik, terutama jika tidak disertai cedera di bagian tubuh lain. Mortalitas kasus fraktur mandibula akan meningkat jika disertai trauma area wajah, baik midface, upper face, maupun keduanya.[17,18]
Pada pasien yang melakukan stabilisasi fraktur dalam 3 hari setelah trauma dan yang mendapatkan penanganan >3 hari setelah trauma, tidak didapatkan perbedaan prognosis dalam perbaikan fungsi mandibula. Namun, didapatkan peningkatan risiko infeksi pada pasien yang mendapatkan penanganan >3 hari setelah trauma.[18,21]
Gigi di garis patahan mandibula dapat dipertahankan, tetapi harus dengan pemantauan klinis dan radiologis secara rutin selama 1 tahun.[22]
Konsumsi alkohol dan rokok dapat meningkatkan risiko komplikasi, sedangkan umur, jenis kelamin, dan tipe cedera tidak mempengaruhi prognosis pasien.[18,21]