Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Leukoplakia Mulut annisa-meidina 2025-04-21T11:49:20+07:00 2025-04-21T11:49:20+07:00
Leukoplakia Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Leukoplakia Mulut

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis leukoplakia mulut perlu dicurigai jika pasien memiliki lesi putih pada rongga mulut yang tidak dapat dikerok. Evaluasi morfologi lesi dilakukan untuk membedakan bentuk homogen dan non-homogen, dengan perhatian khusus pada area berisiko tinggi seperti dasar mulut, ventral lidah, dan mukosa bukal. Diagnosis definitif memerlukan biopsi dan pemeriksaan histopatologi untuk menilai adanya displasia atau transformasi maligna.[11-13]

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien umumnya mengeluhkan adanya plak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dikelupas dan sering asimtomatik, terutama pada tipe homogen. Namun, pada tipe non-homogen, pasien dapat melaporkan adanya rasa nyeri, sensasi terbakar, atau ketidaknyamanan, terutama jika terdapat area eritroplakia atau ulserasi.

Riwayat durasi dan perkembangan lesi perlu ditelusuri, termasuk perubahan ukuran, tekstur, atau munculnya gejala baru seperti perdarahan atau indurasi. Selain itu, gali juga faktor risiko seperti riwayat merokok aktif atau pasif, konsumsi alkohol, kebiasaan mengunyah tembakau, atau paparan iritan lain. Riwayat trauma mekanis kronis, penggunaan gigi tiruan yang tidak pas, serta adanya kondisi predisposisi seperti infeksi HPV juga perlu diperhatikan.[11-13]

Pemeriksaan Fisik

Leukoplakia akan tampak di intraoral, paling sering di mukosa bukal, lidah, dan dasar mulut. Gambaran lesi berupa bercak atau plak berwarna putih atau abu-abu terang yang tidak dapat dikelupas.

Pada palpasi, lesi dapat bersifat homogen dengan permukaan rata dan seragam, ataupun non-homogen dengan lesi yang bertekstur, nodular, atau bercampur dengan erosi dan eritroplakia. Jika sel-sel displastik sudah mulai muncul, maka biasanya akan dijumpai bercak merah menonjol.[11-13]

Diagnosis Banding

Lesi putih merupakan salah satu lesi yang sering dijumpai di mukosa mulut. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan antara lain kandidiasis oral, leukoedema, dan frictional keratosis.[11-13]

Kandidiasis

Leukoplakia merupakan lesi putih yang tidak dapat dikerok. Ciri ini membedakan lesi ini dengan kandidiasis pseudomembranosa yang dapat dikerok dan meninggalkan permukaan eritematosa serta mudah berdarah di bawahnya.[11-13]

Leukoedema

Leukoplakia tidak menghilang jika mukosa diregangkan. Hal ini membedakannya dengan leukoedema dimana lesi akan hilang ketika mukosa ditarik ke dua sisi yang berlawanan.[11-13]

Frictional Keratosis

Leukoplakia yang terjadi akibat trauma lokal akan menetap lebih dari 2 minggu walaupun penyebab sudah dihilangkan. Hal ini membedakan dengan frictional keratosis yang akan hilang jika faktor penyebab dihilangkan.[11-13]

Morsicatio Buccarum atau Linea Alba

Leukoplakia sering ditemukan di mukosa bukal, dasar mulut, atau lidah dengan penampakan berupa plak atau bercak, bukan sebagai garis lurus. Hal ini akan membedakan dari morsicatio buccarum atau line alba yang juga terletak di mukosa bukal namun bentuknya memanjang dan mencetak dataran oklusal pasien.[11-13]

Luka Bakar Kimia

Leukoplakia tidak berkaitan dengan paparan zat kimia apapun. Hal ini akan membedakan leukoplakia dengan lesi yang disebabkan oleh bahan kimia (chemical burn) yang juga berwarna putih. Pada luka bahan kimia, biasanya akan disertai dengan riwayat kontak dengan zat kaustik.[11-13]

Pemeriksaan Penunjang

Umumnya, jika lesi putih bertahan lebih dari dua minggu, dan tidak hilang setelah faktor penyebab dieliminasi, maka dokter gigi perlu melakukan pemeriksaan penunjang guna menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan adalah biopsi jaringan.[11-13]

Biopsi

Biopsi dilakukan untuk menilai potensi keganasan dan menentukan manajemen serta tindakan interseptif yang tepat. Jenis lesi yang sebaiknya dilakukan biopsi adalah lesi yang menunjukkan indurasi, eritroplasia, dan area yang mengalami erosi atau ulserasi. Jenis ini lebih memiliki kemungkinan untuk menunjukkan displasia dibanding lesi homogen.[11-13]

Sitologi

Pemeriksaan penunjang berikutnya adalah cytobrush dan liquid-based cytology (LBC). Metode pemeriksaan ini non-invasif dengan cara mengusap sel epitel di atas lesi menggunakan brush untuk analisis sitologi. Metode ini dapat digunakan sebagai tindakan skrining awal meskipun tidak menggantikan peran biopsi.[11-13]

Toluidine Blue Staining

Pewarnaan dengan toluidine blue dapat digunakan untuk mendeteksi area yang berpotensi mengalami displasia karena pada sel-sel displastik, toluidine biru akan diserap. Namun demikian, tingkat positif palsu dari pemeriksaan ini sangat tinggi.[11-13]

Referensi

11. Villa A, Woo S Bin. Leukoplakia—A Diagnostic and Management Algorithm. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, 2017. 75:723–734
12. van der Waal I. Oral leukoplakia: A diagnostic challenge for clinicians and pathologists. Oral Dis, 2019. 25:348–349
13. Carrard VC, Van Der Waal I. A clinical diagnosis of oral leukoplakia; A guide for dentists. Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 2018. 23:e59–e64

Epidemiologi Leukoplakia Mulut
Penatalaksanaan Leukoplakia Mulut

Artikel Terkait

  • Red Flag Oral Thrush
    Red Flag Oral Thrush
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.