Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Leukoplakia Mulut annisa-meidina 2025-04-21T11:47:39+07:00 2025-04-21T11:47:39+07:00
Leukoplakia Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Leukoplakia Mulut

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Etiologi leukoplakia mulut adalah terjadinya iritasi kronis pada mukosa oral, dengan faktor risiko utama berupa kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Faktor lain seperti infeksi Candida, trauma mekanis, dan infeksi virus seperti human papilloma virus/HPV, juga dapat berperan.[3-7]

Merokok

Tembakau merupakan faktor risiko utama leukoplakia, dengan 80-90% kasus leukoplakia ditemukan pada perokok. Paparan terhadap tembakau akan menyebabkan iritasi kronis akibat panas dan zat kimia dari asap rokok yang akan merangsang hiperkeratosis dan displasia epitel. Selain itu, tembakau juga akan memaparkan zat-zat karsinogen yang akan menginisiasi mutasi genetik. Paparan tembakau juga akan menghasilkan radikal bebas (ROS).[4,6,7]

Konsumsi Alkohol

Orang yang rutin mengonsumsi alkohol dilaporkan memiliki risiko 2-6 kali lebih tinggi mengalami leukoplakia dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi alkohol. Alkohol juga akan meningkatkan permeabilitas mukosa terhadap zat karsinogen yang akan memperburuk efek tembakau. Metabolit alkohol (asetaldehida) juga memiliki sifat genotoksik yang dapat merusak DNA. Selain itu, alkohol dapat memicu inflamasi kronis yang akan meningkatkan ekspresi sitokin pro-inflamasi.[4,6,7]

Trauma Mekanis Kronik

Rongga mulut merupakan salah satu area dalam tubuh yang memiliki potensi tinggi untuk mengalami trauma kronis. Trauma kronis intraoral sering didapatkan dari tepi gigi tajam, tepi gigi tiruan yang tajam atau tidak pas, tepi alat orthodonti tajam, hingga kebiasaan menggigit pipi. Hal ini akan meningkatkan risiko hiperkeratosis reaktif. Namun, umumnya leukoplakia yang disebabkan oleh trauma mekanis tidak akan berkembang menjadi maligna.[4,6,7]

Infeksi Human Papillomavirus

Dua subtipe HPV, yaitu HPV-16 dan HPV-18, sering dikaitkan dengan leukoplakia dan kanker orofaring. Onkoprotein E6 dan E7 dari HPV dapat menonaktifkan P53 dan Rb, sehingga akan menyebabkan penghambatan proses apoptosis dan menginisiasi proliferasi sel yang tidak terkontrol. Infeksi HPV juga akan meningkatkan ekspresi epidermal growth factor receptor (EGFR) yang mendukung pertumbuhan sel neoplastik.[4,6,7]

Radiasi Ultraviolet

Radiasi ultraviolet sering dikaitkan dengan leukoplakia yang terjadi pada bibir bawah, biasanya juga diasosiasikan dengan actinic cheilitis. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah paparan sinar matahari benar-benar berpotensi menyebabkan leukoplakia.[4,6,7]

Predisposisi Genetik

Predisposisi genetik seperti mutasi pada gen TP53 dapat mengurangi kemampuan sel untuk mendeteksi dan memperbaiki kerusakan DNA. Selain itu, polimorfisme genetik pada enzim detoksifikasi seperti GSTT1, CYP1A1, dan GSTM1 akan menyebabkan ketidakefektifan dalam melakukan detoksifikasi karsinogen dari tembakau dan alkohol.[4,6,7]

Gangguan Imun

Individu yang memiliki kondisi disfungsi imun seperti HIV, lupus eritematosus sistemik, dan transplantasi organ lebih rentan terhadap leukoplakia. Terutama varian hairy leukoplakia yang sering dikaitkan dengan aktivasi Epstein-Barr Virus (EBV). Selain itu, gangguan imun juga dapat menghambat mekanisme pertahanan tubuh terhadap sel neoplastik.[4,6,7]

Defisiensi Nutrisi

Defisiensi nutrisi yang sering dikaitkan dengan leukoplakia adalah defisiensi vitamin A dan zat besi. Vitamin A berperan dalam diferensiasi epitel, sehingga jika tubuh kekurangan vitamin ini, akan meningkatkan risiko hiperkeratosis abnormal. Sementara, kekurangan zat besi sering dikaitkan dengan Plummer-Vinson syndrome, yang akan meningkatkan risiko displasia epitel.[4,6,7]

Referensi

3. Maymone MBC, Greer RO, et al. Premalignant and malignant oral mucosal lesions: Clinical and pathological findings. J Am Acad Dermatol, 2019. 81:59–71
4. Narayan T, Shilpashree S. Meta-analysis on clinicopathologic risk factors of leukoplakias undergoing malignant transformation. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology, 2016. 20:354–361
5. Sato H, Nakayama H, et al. Surgical excision and follow-up of nondysplastic oral leukoplakia. A systematic review. J Oral Maxillofac Surg Med Pathol, 2024. https://doi.org/10.1016/j.ajoms.2024.11.009
6. Aguirre-Urizar JM, Lafuente-Ibáñez de Mendoza I, Warnakulasuriya S. Malignant transformation of oral leukoplakia: Systematic review and meta-analysis of the last 5 years. Oral Dis, 2021. 27:1881–1895
7. Peng Q, Duan N, Wang X, Wang W. The potential roles of cigarette smoke-induced extracellular vesicles in oral leukoplakia. Eur J Med Res. 2023. https://doi.org/10.1186/s40001-023-01217-0

Patofisiologi Leukoplakia Mulut
Epidemiologi Leukoplakia Mulut

Artikel Terkait

  • Red Flag Oral Thrush
    Red Flag Oral Thrush
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.