Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Leukoplakia Mulut annisa-meidina 2025-04-21T11:46:33+07:00 2025-04-21T11:46:33+07:00
Leukoplakia Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Leukoplakia Mulut

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Patofisiologi leukoplakia mulut melibatkan proliferasi epitel skuamosa yang dipicu oleh iritasi kronis, seperti kebiasaan merokok, yang menyebabkan hiperkeratosis dan displasia epitel. Perubahan ini dapat mengganggu regulasi siklus sel, meningkatkan ekspresi onkogen, serta menurunkan mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.[3-5]

Faktor Iritatif dalam Perubahan Epitel

Faktor iritan kronis yang meliputi paparan tembakau, konsumsi alkohol, infeksi mikroorganisme (utamanya human papilloma virus/HPV), serta iritasi mekanis seperti tepi gigi tiruan dan alat orthodonti dapat menstimulasi proliferasi epitel. Sebagai konsekuensinya, dapat terjadi hiperkeratosis, akantosis, atau displasia.

Pada kondisi hiperkeratosis, sel epitel rongga mulut akan memberikan respon adaptif berupa akumulasi keratin berlebihan. Pada akantosis, terjadi penebalan lapisan stratum spinosum akibat peningkatan proliferasi sel basal. Jika iritasi berlanjut, maka akan terjadi kondisi displasia epitel, yaitu terjadinya pertumbuhan, diferensiasi, dan organisasi sel yang abnormal. Displasia ini yang dapat berkembang menjadi karsinoma in situ.[3-5]

Disregulasi Tumor Suppressor Genes (TP53)

Gen TP53 merupakan gen supresor tumor yang paling banyak dipelajari dan ditemukan pada lengan pendek kromosom 17. Gen ini bertanggung jawab atas kontrol siklus sel dan proses apoptosis. Mutasi TP53 dapat mengganggu fungsi regulasi dan menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali. Akibatnya, sel kehilangan kemampuan untuk apoptosis, sehingga sel yang rusak tetap bertahan dan akhirnya berkembang menjadi kanker. Mutasi gen ini ditemukan pada banyak kasus leukoplakia, terutama yang mengalami displasia.[3-5]

Aktivasi Jalur Onkogen

Selain terjadinya disregulasi TP53, displasia epitel juga dapat menyebabkan aktivasi jalur onkogen yang mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terkendali, hilangnya kontrol terhadap siklus sel, dan peningkatan kemampuan invasi sel. Ketiga proses tersebut masing-masing diperankan oleh onkogen RAS, MYC, dan EFGR yang mengalami mutasi jika terjadi displasia sedang hingga berat.

RAS (Rat Sarcoma Virus) berperan menjadi saklar di dalam sel yang akan aktif ketika menerima sinyal pertumbuhan seperti epidermal growth factor (EGF). Salah satu jalur utama aktivasi RAS adalah jalur MAPK (mitogen-activated protein kinase), yang berperan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel, utamanya pada sel epitel. Saat RAS bermutasi, maka protein akan aktif secara terus menerus, menyebabkan pembelahan sel secara tidak terkontrol.

MYC (Myelocytomatosis Viral Oncogene) merupakan faktor transkripsi, yang berperan dalam aktivasi ekspresi gen di dalam sel. MYC utamanya mengontrol gen yang bertanggung jawab atas siklus sel. Pada kondisi leukoplakia mulut, MYC sering ditemukan berada dalam kondisi overekspresi, yang mengakibatkan sel epitel yang terus membelah dan hilangnya kontrol terhadap apoptosis.

EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) merupakan reseptor protein yang berada di permukaan sel epitel. Saat diaktifkan oleh EGF, EGFR akan mengaktifkan enzim MMPs yang secara tidak langsung membantu sel kanker menginvasi jaringan sekitarnya. Pada leukoplakia, EGFR akan mengalami overekspresi, sehingga akan semakin meningkatkan kemampuan invasi sel kanker.[3-5]

Ketidakseimbangan Regulasi Apoptosis

Apoptosis berperan dalam eliminasi sel yang rusak, tidak dibutuhkan, atau berbahaya bagi tubuh. Pada leukoplakia, terjadinya ketidakseimbangan regulasi apoptosis yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan maligna, terutama karsinoma sel skuamosa.

BCL-2 merupakan protein anti-apoptosis yang berperan untuk mencegah sel sehat dari kematian dini. Namun, pada sel-sel displastik, BCL-2 akan diproduksi berlebihan, yang menyebabkan sel-sel yang seharusnya mati justru tidak mati. Semakin banyak sel rusak yang menumpuk, maka semakin tinggi kemungkinan untuk lesi berkembang menjadi keganasan.

Sementara, BAX adalah protein pro-apoptosis yang berperan sebagai pemicu utama kematian sel. Pada sel displastik, protein ini justru akan menurun produksinya, menyebabkan sel yang rusak tetap bertahan, terakumulasi, dan meningkatkan risiko keganasan.[3-5]

Peran Faktor Epigenetik dan Deregulasi MikroRNA

Pada leukoplakia, akan terjadi hipermetilasi gen tumor supresor, khususnya p16 dan p21 yang akan menghambat siklus sel. Akibatnya produksi sel akan terjadi secara berlebihan dan berpotensi menyebabkan keganasan. Selain itu, deregulasi mikroRNA khususnya miRNA-21 dan miRNA-31 akan menyebabkan peningkatan proliferasi sel dan di saat yang bersamaan justru menghambat apoptosis.[3-5]

Respon Inflamasi

Pada tahap awal perkembangan leukoplakia, akan terjadi respon inflamasi berupa infiltrasi limfosit dan makrofag yang akan memicu stres oksidatif dan pelepasan sitokin pro-inflamasi. Paparan rokok dan alkohol kemudian akan menghasilkan radikal bebas (ROS) yang merusak DNA sehingga akan memperburuk respon inflamasi tadi. Selain itu, ROS juga akan meningkatkan mutasi genetik dan mempercepat displasia.

Pada mulanya, leukoplakia akan minim vaskularisasi. Namun, seiring dengan perkembangan lesi, ekspresi vascular endothelial growth factor (VEGF) akan meningkat yang kemudian merangsang terjadinya angiogenesis. Dengan demikian, sel-sel neoplastik akan mendapatkan suplai nutrisi yang dapat digunakannya untuk bertumbuh dan berkembang menjadi keganasan.[3-5]

Referensi

3. Maymone MBC, Greer RO, et al. Premalignant and malignant oral mucosal lesions: Clinical and pathological findings. J Am Acad Dermatol, 2019. 81:59–71
4. Narayan T, Shilpashree S. Meta-analysis on clinicopathologic risk factors of leukoplakias undergoing malignant transformation. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology, 2016. 20:354–361
5. Sato H, Nakayama H, et al. Surgical excision and follow-up of nondysplastic oral leukoplakia. A systematic review. J Oral Maxillofac Surg Med Pathol, 2024. https://doi.org/10.1016/j.ajoms.2024.11.009

Pendahuluan Leukoplakia Mulut
Etiologi Leukoplakia Mulut

Artikel Terkait

  • Red Flag Oral Thrush
    Red Flag Oral Thrush
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.