Penatalaksanaan Mucocele Rongga Mulut
Penatalaksanaan mucocele rongga mulut tidak diperlukan pada sebagian kasus, karena mucocele akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya. Namun, jika lesi sudah mengganggu, persisten, dan tidak segera hilang dengan sendirinya, maka dapat dilakukan eksisi.[10-13]
Eksisi
Penatalaksanaan dengan eksisi bedah dilakukan jika mucocele terjadi secara persisten, rekuren, dan mengganggu fungsi pengunyahan serta bicara. Eksisi bedah dilakukan dengan mengambil glandula salivarius minor yang terlibat secara keseluruhan. Hal ini akan meminimalkan terjadinya rekurensi di masa depan.[10-13]
Aspirasi
Aspirasi kini bukan merupakan pilihan utama untuk dilakukan pada kasus mucocele. Hal ini disebabkan angka rekurensi yang tinggi pasca perawatan aspirasi. Saat ini aspirasi dilakukan sebagai perawatan pendamping eksisi bedah dengan tujuan menghilangkan defek lain yang berada di sekitar area operasi.[10-13]
Marsupialisasi
Marsupialisasi dilakukan jika mucocele terjadi secara ekstensif. Marsupialisasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kehilangan jaringan yang masif dan mengurangi risiko komplikasi pasca perawatan, seperti yang terjadi pada bedah eksisi. Meski demikian, tingkat rekurensi pasca tindakan marsupialisasi masih dipertanyakan. Ketika jenis perawatan ini gagal, sebaiknya dokter segera melakukan tindakan eksisi bedah.[10-13]
Ablasi Laser, Cryosurgery, dan Kauterisasi Elektro
Jenis perawatan ablasi laser, cryosurgery dan kauterisasi elektro dilaporkan cukup baik untuk penatalaksanaan mucocele. Namun, perawatan ini umumnya hanya berdampak positif pada jenis mucocele superfisial.[10-13]
Skleroterapi
Perawatan skleroterapi adalah perawatan mucoceles yang sedang dikembangkan. Skleroterapi dilakukan dengan injeksi agen sklerosis atau kortikosteroid ke dalam lesi. Setelah agen sklerosis diinjeksikan, larutan ini akan menyebabkan iritasi jaringan, kerusakan endotelial dengan trombosis minimal, inflamasi lokal, nekrosis jaringan, fibrosis, kontraktur jaringan, dan pada akhirnya adalah pengecilan lesi.
Perawatan skleroterapi diklaim sebagai perawatan mucocele yang sederhana, aman, minimal invasif, efektif, dan hampir tidak ada komplikasi. Sebelum dilakukan tindakan skleroterapi, dokter perlu melakukan tes alergi terlebih dahulu untuk memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap agen sklerosis yang akan digunakan.
Agen sklerosis yang dapat diberikan contohnya adalah sodium tetradecyl sulfate (STS) yang dicampur dengan cairan salin dengan perbandingan 1:1. Selain STS, terdapat pula larutan polidocanol, pingyangmycin, dan hidroklorida prometazin yang dapat digunakan sebagai agen sklerosis.[10-13]