Penatalaksanaan Pulpitis
Penatalaksanaan pulpitis tergantung jenis pulpitis apa yang diderita oleh pasien, apakah reversibel atau ireversibel. Pulpitis reversibel dapat disembuhkan dengan menghilangkan iritan atau menggunakan bahan kaping pulpa. Sementara itu, pada pulpitis ireversibel terjadi inflamasi yang lebih berat dan umumnya perlu dilakukan perawatan saluran akar.[3,4,10]
Pendekatan Manajemen Pulpitis Reversibel
Gejala utama pulpitis reversibel adalah rasa nyeri tajam yang datang sementara. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh berbagai stimulus, seperti panas, dingin, manis, dan tekanan. Pulpitis reversibel banyak ditemui pada kondisi karies media, dimana karies belum mencapai kamar pulpa. Rasa nyeri yang diterima oleh pasien berasal dari produk bakteri yang mengaktivasi reseptor-reseptor inflamasi dan menarik cairan tubuli dentinalis sehingga merangsang serabut saraf-serabut saraf.
Pulpa pada pulpitis reversibel masih vital dan cenderung memiliki prognosis yang sangat baik untuk kembali sehat jika penyebab dihilangkan dan bahan kaping pulpa serta bahan restorasi ditempatkan ke kavitas.[2,5,8]
Pendekatan Manajemen Pulpitis Ireversibel
Pada pulpitis ireversibel, kondisi pulpa memang masih vital, namun sudah tidak dapat kembali sehat, dan mengarah kepada nekrosis atau gangrene pulpa. Penatalaksanaan pada pulpitis ireversibel umumnya adalah perawatan saluran akar, dengan sebelumnya dilakukan devitalisasi pulpa terlebih dahulu. Setelah devitalisasi, jaringan pulpa yang sudah non-vital diambil dan saluran akar diisi dengan gutta percha.
Selain perawatan saluran akar, pencabutan juga dapat menjadi alternatif lain jika struktur mahkota pada gigi tersebut sudah tidak mendukung untuk restorasi. Namun demikian, sangat disarankan untuk segera melakukan pembuatan gigi tiruan setelah pencabutan, agar tidak menyebabkan migrasi gigi sekitarnya.[8,10]
Kaping Pulpa Indirek
Kaping pulpa indirek dapat dilakukan pada pulpitis reversibel melalui 2 teknik, yaitu single visit dan stepwise approach. Pada pendekatan single visit, karies dibersihkan secara nonselektif, disertai dengan restorasi permanen yang dilakukan dalam satu kali kunjungan. Pada pendekatan stepwise, ekskavasi dilakukan secara selektif meninggalkan dentin yang terinfeksi di atas dinding pulpa, kemudian melakukan pembersihan secara komplit di kunjungan berikutnya untuk menurunkan risiko paparan pulpa.[16]
Kaping Pulpa Direk
Kaping pulpa direk dilakukan dengan menempatkan obat atau bahan dalam kontak langsung dengan jaringan pulpa yang mengalami pulpitis ireversibel. Pada gigi dengan pulpitis yang lebih berat atau paparan terkontaminasi oleh karies atau saliva, pulpotomi lebih dipilih.[16]
Pulpotomi
Pada pulpotomi, jaringan pulpa koronal dihilangkan. Bahan bioaktif kemudian diletakkan pada pulpa yang terpapar untuk meredakan inflamasi dan pembentukan jaringan.
Bahan yang sering digunakan dalam pulpotomi adalah kalsium hidroksida yang mampu menstimulasi dentinogenesis tersier. Bahan lain yang lebih baru adalah MTA (mineral trioxide aggregate), namun bahan ini dapat menyebabkan perubahan warna gigi, membutuhkan waktu setting yang lama, dan harganya lebih mahal.[16,18]
Terapi Saluran Akar
Terapi saluran akar dilakukan dengan menghilangkan regio infeksius menggunakan terapi mekanik atau kimia. Setelah desinfeksi, saluran akar ditutup untuk mencegah progresi penyakit lebih lanjut ke jaringan periapikal. Terapi saluran akar mampu membersihkan infeksi pada saluran akar, mencegah periodontitis periapikal, dan memberi hasil yang baik.
Terapi saluran akar konvensional memerlukan kunjungan berulang untuk mengeradikasi infeksi bakteri secara menyeluruh. Tetapi, baru-baru ini, pendekatan one-time root canal therapy mulai dikembngkan dan diharapkan mampu mempersingkat waktu yang diperlukan dalam menjalani terapi.[19,20]
Setelah terapi saluran akar, penyembuhan dianggap berhasil jika gejala mengalami resolusi dan didapatkan pengisian tulang pada area radiolusen di rontgen gigi.[3]
Antibiotik
Belum ada bukti ilmiah yang adekuat untuk menentukan apakah antibiotik benar-benar bermanfaat dalam kasus pulpitis. Pada umumnya, antibiotik diberikan jika pasien menunjukan gejala sistemik, seperti demam. Antibiotik yang dapat digunakan adalah amoxicillin 500 mg setiap 8 jam, selama 3-7 hari. Jika pasien alergi terhadap penicillin, dapat diberikan clindamycin 150-300 mg setiap 6 jam, selama 3-7 hari.
Pilihan antibiotik lainnya adalah cephalexin 500 mg setiap 6 jam, selama 3-7 hari. Dapat pula digunakan azithromycin loading dose 500 mg pada hari pertama, dilanjutkan 250 mg sekali sehari untuk 4 hari berikutnya.[3,21,22]
Protokol Terapi Pulpa Konservatif
Selama ini terapi saluran akar menjadi pilihan pada kasus pulpitis. Namun, paradigma mulai bergeser dan terapi pulpa konservatif semakin banyak disukai.
Pulpitis Reversibel
Setelah dilakukan anestesi dan isolasi, karies dihilangkan secara periferal, baru kemudian di atas dinding pulpa. Kaping pulpa indirek dapat dilakukan. Jika eksposur non-karies terjadi, maka kaping dapat dilakukan jika dentin di sekitar eksposur baik; jaringan pulpa berwarna merah homogen dan vaskular tanpa area cair kekuningan atau zona non-perdarahan gelap; dan tidak ada dentin yang displasia ke dalam pulpa. Lakukan hemostasis dengan irigasi NaOCl 0,5-5% atau tekanan ringan menggunakan kapas selama 5 menit. Jika hemostasis tidak tercapai, maka sebaiknya dilakukan pulpotomi.[16]
Eksposur Pulpa Karies
Pulpotomi parsial dilakukan dengan bur diamond, disertai water coolant yang banyak untuk menghilangkan biofilm superfisial, bakteri, dan jaringan inflamasi. Jaringan terus dihilangkan hingga didapat pulpa yang sehat dan hemostasis dapat terkontrol dengan NaOCl dan tekanan ringan.
Jika perdarahan berhenti dan didapatkan pulpa yang sehat, semen kalsium silika dapat diletakkan langsung pada pulpa yang terpapar dan dentin di sekitarnya. Selanjutnya, restorasi permanen harus segera dilakukan.[16]
Pulpitis Ireversibel
Pulpotomi total dilakukan hingga tingkat orifisium. Debris dihilangkan dengan irigasi. Lakukan homeostasis dengan tekanan ringan atau larutan NaOCl. Jika didapatkan jaringan pulpa sehat dan homeostasis dicapai dalam 10 menit, tempatkan bahan kalsium silika dan lakukan restorasi permanen. Jika homeostasis tidak tercapai dalam 10 menit, maka pertimbangkan untuk melakukan terapi saluran akar atau ekstraksi gigi.[16]