Prognosis Pulpitis
Prognosis pulpitis tergantung dari tingkat kerusakan gigi. Semakin masif struktur gigi yang terkena invasi bakteri, maka semakin buruk pula prognosis dari perawatan pulpa yang dilakukan. Komplikasi pulpitis dapat bersifat regional seperti periodontitis, tapi juga bisa bersifat sistemik, seperti meningitis atau abses otak.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi jika kasus pulpitis tidak dirawat adalah terjadinya nekrosis atau gangren pulpa. Selanjutnya, dapat terjadi abses periapikal. Lalu, jika tidak juga dilakukan perawatan, maka berpotensi menyebabkan fokal infeksi secara sistemik.
Jika nekrosis dan abses terjadi pada gigi molar satu atau dua rahang bawah, maka berpotensi untuk terjadi angina Ludwig. Jika angina Ludwig sudah menghambat jalur napas, maka dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, jika keputusan jenis perawatan yang diambil setelah terjadi pulpitis ireversibel adalah pencabutan, tetapi pasien tidak berkenan membuat gigi palsu, maka komplikasi yang mungkin terjadi adalah migrasi gigi sekitarnya, yaitu ekstrusi gigi antagonis, dan tilting gigi sebelahnya.
Potensi komplikasi lain adalah periodontitis, selulitis, endokarditis, osteomyelitis rahang, sinusitis purulen, meningitis, hingga abses otak.[3,5,13]
Prognosis
Prognosis dari kasus pulpitis bervariasi. Semakin minimal bakteri menginvasi, semakin baik prognosis perawatan yang akan diberikan. Selain itu, faktor Oral Hygiene Index (OHI) atau kebersihan rongga mulut pasien juga memainkan peranan penting. OHI menunjukkan kebersihan mulut pasien dan mengungkapkan adanya plak pada permukaan gigi. OHI memungkinkan penentuan keberadaan plak gigi, material alba, dan sisa makanan. Semakin buruk OHI seseorang, maka semakin buruk pula prognosis perawatan pulpa yang diberikan.[11,24]