Pendahuluan Sialolithiasis
Sialolithiasis, disebut juga Salivary Stones atau batu saliva, adalah kondisi sumbatan pada glandula salivarius akibat terbentuknya batu atau kalkuli, yang dapat menghalangi laju alir saliva. Kalkuli ini terbentuk dari kalsium fosfat dan hidroksiapatit, dan dapat menyebabkan nyeri dan bengkak pada area wajah.[1,2]
Patofisiologi sialolithiasis masih belum dipahami secara keseluruhan. Banyak ahli meyakini sialolithiasis berkaitan dengan stagnasi aliran saliva dan konsentrasi kalsium di dalam saliva.[3,4]
Etiologi sialolithiasis dapat berupa kelainan pada metabolisme kalsium, dehidrasi, berkurangnya aliran saliva secara drastis, infeksi orofaringeal yang menyebabkan perubahan pH saliva, serta perubahan kelarutan kristaloid. Sialolithiasis juga bisa berkaitan dengan kondisi sistemik, seperti sindrom Sjorgen.[5,6]
Gejala yang dirasakan pasien dapat berupa nyeri dan bengkak pada rahang, baik hanya satu sisi (unilateral) atau kedua sisi (bilateral). Konfirmasi diagnosis dapat dilakukan dengan pencitraan. 80% batu saliva terlihat pada pemeriksaan rontgen. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang sialogram dan ultrasound.[6-8]
Penanganan umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan agen antiinflamasi, dengan harapan batu keluar secara spontan melalui papila. Jika batu submandibular terletak dekat dengan Wharton papillae, pertimbangkan kebutuhan dilakukan sialodochoplasty dan pengangkatan batu.[1-3]