Patofisiologi Sialolithiasis
Patofisiologi sialolithiasis atau salivary stones belum diketahui pasti, tetapi diduga meliputi dua tahap berkesinambungan yang akhirnya menyebabkan pembentukan kalkuli atau lithogenesis.[1,4]
Pada tahap awal, terjadi kelainan pada metabolisme kalsium, dehidrasi, berkurangnya aliran saliva, terjadinya perubahan pH saliva akibat infeksi orofaringeal, atau perubahan kelarutan kristaloid. Kesemua proses tersebut dapat menyebabkan presipitasi garam-garam mineral. Pada tahap ini, tidak ada kelainan sistemik dari peningkatan kadar kalsium atau metabolisme fosfat yang terlibat.[3,5]
Pada tahap kedua, terjadi pembentukan nidus yang dilapisi oleh bahan organik dan anorganik, sehingga akan membentuk konsentrasi massa terkalsifikasi. Pada fase ini, terdapat 15-20% kalkuli yang tidak cukup terkalsifikasi, sehingga tidak akan terlihat pada pemeriksaan radiografi.[2,5]
Peran Bakteri
Selain itu, beberapa penelitian lain mengemukakan bahwa terdapat peran dari bakteri dari debris makanan atau benda asing lain yang masuk ke dalam duktus salivarius. Bakteri ini kemudian terperangkap di dalam duktus dan menginisiasi terjadinya kalkuli. Salah satu bakteri yang dilaporkan ada di sialolithiasis adalah Streptococci, yang merupakan bakteri normal rongga mulut dan ada di plak gigi.[6,7]
Sialolithiasis pada Glandula Submandibular
Sialolithiasis sebagian besar terjadi di glandula submandibular. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal. Produksi saliva di glandula submandibular hampir dua kali lipat dari glandula lainnya. Selain itu, jenis saliva yang diproduksi oleh glandula submandibula adalah mukos, yaitu saliva kental, sehingga meningkatkan kemungkinan untuk membentuk kalkuli.[3,4]
Duktus glandula submandibular merupakan duktus yang panjang dengan dua lekukan yang berada di posterior otot mylohyoid dan saat akan mencapai orifisium duktus. Hal ini menyebabkan saliva membutuhkan waktu yang lama untuk keluar ke rongga mulut dari tempat produksinya di glandula submandibular.[1,3,7,8]
Orifisium duktus glandula submandibular juga lebih kecil jika dibandingkan dengan duktus glandula parotis. Faktor-faktor ini menyebabkan aliran saliva di duktus glandula submandibular atau duktus Wharton relatif lebih stagnan, sehingga kecenderungan untuk membuat obstruksi dan kalsifikasi lebih tinggi.[3,8]